Poin Penting
Jakarta – Program 3 juta rumah yang tengah digencarkan pemerintah membuka peluang besar bagi industri pembiayaan perumahan, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang mengandalkan akses KPR subsidi.
Bank Tabungan Negara (BTN) sebagai bank spesialis perumahan mendapat porsi penting dalam penyaluran KPR, sekaligus dituntut menjaga keseimbangan pertumbuhan di tengah tantangan ekonomi dan dinamika pasar properti.
Dengan target ambisius, inovasi digital, dan strategi memperluas value chain perumahan, BTN berada di posisi strategis untuk mengawal program nasional ini. Seperti apa langkah BTN ke depan untuk memastikan perannya tetap relevan dan berkelanjutan? Berikut ini penjelasan Nixon L.P. Napitupulu, Direktur Utama BTN, kepada Infobank, September lalu. Petikannya:
Pemerintah tengah menggalakkan program pembangunan 3 juta rumah. Sejauh mana program ini berdampak pada penyaluran pembiayaan properti oleh perbankan, khususnya bagi MBR? Dan, seperti apa peran BTN dalam program 3 juta rumah ini?
Baca juga: Siap-siap! Ada Pengumuman Penting dari BTN pada 18 November 2025
Salah satu dampak program 3 juta rumah adalah mendorong peningkatan permintaan KPR subsidi, khususnya melalui skema FLPP dan Tapera. Posisi KPR subsidi BTN tumbuh 5,00% yoy dengan total volume sebesar Rp145,0 triliun di Juni 2024 menjadi Rp152,3 triliun di Juni 2025. Sepanjang semester pertama 2025, BTN telah menyalurkan 94.684 unit KPR subsidi dari kuota 158.301 unit yang dialokasikan.
Peran BTN dalam mendukung program 3 juta rumah makin diperkuat dengan adanya penambahan kuota KPR dengan arahan Kementerian PKP dan Kementerian Keuangan tentang penambahan kuota KPR subsidi nasional menjadi 350.000 unit. Ini berarti, BTN telah diberi amanat untuk dapat menyalurkan 62,8 persen dari total kuota.
Bagaimana kinerja pembiayaan properti BTN terkini, terutama di tengah dinamika pasar dan kondisi ekonomi yang masih menantang?
Kinerja BTN masih relatif stabil, tapi penuh tantangan di tengah dinamika ekonomi dengan beberapa poin penting sebagai berikut. Satu, KPR subsidi tetap menjadi pendorong pertumbuhan BTN, seiring dengan fokus pemerintah pada perumahan rakyat, khususnya MBR. Dua, KPR nonsubsidi sedikit mengalami tekanan karena tren suku bunga tinggi di awal tahun.
Namun demikian, penyaluran KPR nonsubsidi masih tetap tumbuh solid sebesar 5,82 persen yoy. Tiga, inovasi digital seperti BTN Properti yang memiliki fitur seperti simulasi KPR dan aplikasi KPR secara online, yang dapat diakses kapan pun dan di mana pun, diharapkan akan turut mempercepat proses aplikasi KPR dan menjangkau nasabah lebih luas.
Apa strategi yang ditempuh BTN untuk memacu pertumbuhan pembiayaan properti dan perumahan agar tetap sejalan dengan kebutuhan pasar sekaligus mendukung target pemerintah?
Sejumlah langkah strategis BTN antara lain kami berkomitmen untuk meningkatkan penyaluran KPR FLPP dan Tapera. Digitalisasi proses KPR, didukung dengan adanya BTN Properti dan aplikasi pengajuan KPR yang makin mudah melalui Bale by BTN (mobile banking).
Baca juga: Bank Syariah Nasional Siap Beroperasi Penuh Sebelum 2026
Meningkatkan penjualan KPR nonsubsidi dengan menyasar top developers dan direct selling KPR kepada consumer (direct to customers) melalui kerja sama dengan agen properti nasional dan individu.
Lalu, BTN akan mengembangkan produk dan layanan keuangan yang menyasar perluasan value chain bisnis konstruksi, yaitu akuisisi lahan, bahan bangunan, pengembangan lahan C properti (kelas C), jasa konstruksi, dan pembiayaan pada pengembang. (Selain itu), peningkatan literasi keuangan, edukasi ke masyarakat mengenai manfaat KPR dan kemampuan bayar, serta menyasar cross-selling funding ke ekosistem perumahan secara endtoend dan akuisisi value chain, misalnya sektor semen, mulai dari tingkat wholesaler, distributor, retailer, dan developer. (*) Ari Nugroho
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More