Suku Bunga BI dan Gejolak Global Tak Akan Ganggu Bisnis BTN
Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) berencana untuk menurunkan suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) non subsidi. Hal ini sejalan dengan bentuk respon perseroan terhadap suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate yang sudah mengalami penurunan.
Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sudah turun sebanyak 50 basis points (bps) di periode Agustus dan September 2017 menjadi 4,25 persen. Turunnya suku bunga acuan BI ini diharap dapat segera direspon oleh perbankan dengan ikut menurunkan suku bunga kreditnya.
“Ya pasti (ada penurunan) tapi ini tidak otomotis kita langsung lakukan. Kita lakukan penyesuain dulu, kita hitung dulu. Jadi ini jenis KPR non subsidi,” ujar Direktur Utama Bank BTN Maryono, di Jakarta, Rabu malam, 11 Oktober 2017.
Dia mengungkapkan, penurunan suku bunga KPR non subsidi ini akan berfokus pada harga rumah di kelas Rp300 juta sampai dengan Rp500 juta. Pemangkasan bunga KPR non subsidi ini dilakukan mengingat tingginya permintaan dari masyarakat karena backlog mencapai 11,9 juta.
“Sebanyak 60 persen kelas MBR ke bawah, di atasnya 40 persen kelas menengah pendapatan per bulan Rp10 juta hingga Rp15 juta. Kita mengambil menengah saja. Kalau yang high income itu tidak memperhatikan suku bunga,” ucapnya.
Namun demikian penurunan suku bunga tersebut masih dalam tahap perhitungan oleh BTN karena suku bunga acuan BI baru saja diturunkan. Tetapi, Maryono memastikan bahwa sudah ada bunga single digit untuk KPR selain KPR subsidi yang sudah ditetapkan 5 persen.
“Tunggu lah, ini kan baru beberapa minggu turun (suku bunga acuan BI). Jadi ada punya KPR untuk Rumah Sederhana Sehat (RSH). Jadi di atas sedikit KPR MBR bunganya 9,5 persen, ini untuk harga rumah Rp200 juta-an,” tutupnya. (*)
Jakarta - Bank Mandiri terus memperkuat dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah dengan menghadirkan Livin’ Fest… Read More
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More