Jakarta – Dengan berbagai kemudahan akibat transformasi digital dan peningkatan penggunaan digital di masyarakat. Maka hal ini menjadi tantangan terberat bagi sektor keuangan dalam memperkuat keamanan sibernya.
“Karena dibalik kenyamanan yang didapat, terdapat aspek keamanan yang harus diperhatikan,” ujar Direktur Keamanan Siber dan Sandi Keuangan, Perdagangan, dan Pariwisata Deputi VI, Badan Siber & Sandi Negara (BSSN) Edit Prima, dalam seminar “Digital Economic in Collaboration: The Importance of Cyber Security To Protect Financial Sector in The New Age” yang digelar The Finance di Jakarta, Senin, 29 November 2021.
Dirinya menambahkan, pada masa pandemi, sektor keuangan menjadi sektor yang sering terkena serangan siber. Hal ini disebabkan sektor keuangan adalah sektor yang paling banyak menggunakan platform digital dalam proses bisnisnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kondisi ini juga memancing para penjahat siber yang memiliki motif ekonomi secara ilegal untuk berupaya mencari keuntungan akibat dari lemahnya keamanan sistem keuangan elektronik pelaku usaha di sektor keuangan.
“Serangan siber yang saat ini menjadi tren di sektor keuangan, antara lain adalah pencurian data nasabah atau pengguna, pencurian saldo atau uang dari nasabah, serta penyebaran malware,” ucapnya. (*) Ayu Utami
Jakarta - Di tengah tantangan global yang terus meningkat, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) akan segera meluncurkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) berbasis NFC (Near Field Communication)… Read More
Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) buka suara soal isu kebocoran data nasabah yang disebabkan… Read More
Jakarta - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) menjalin kolaborasi strategis dengan menyalurkan pembiayaan sebesar Rp327,3… Read More
Jakarta - PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY) atau emiten ritel Mr.DIY, menyatakan bahwa raihan… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Kamis, 19… Read More