Perbankan

BSI Ungkap 4 Jurus Cegah Serangan Siber dan Fraud

Jakarta – Serangan siber yang ditujukan kepada sektor perbankan akan semakin menguat seiring dengan perkembangan teknologi. Untuk itu, bank-bank di Indonesia, termasuk bank syariah, harus memperkuat pertahanan teknologi informasi (TI) mereka demi mencegah risiko siber atau bahkan fraud.

Menurut Direktur TI Bank Syariah Indonesia (BSI), Saladin D. Effendi, setidaknya ada 4 langkah yang bisa dilakukan untuk menghindari risiko fraud dan siber. Upaya-upaya yang ia maksud meliputi stabilisasi sistem, standarisasi end to end, pengembangan keamanan, dan meningkatkan kecakapan sumber daya manusia (SDM).

Untuk poin stabilisasi sistem, Saladin menekankan pentingnya menjalankan hal ini, apapun yang terjadi. Saladin mengungkapkan 3 poin penting untuk memperkuat sistem.

Baca juga: 6 Tips Hindari Kejahatan Siber Perbankan

“Kita harus membuat core banking kita aligned. Bank system terpisah dari core banking, sehingga jika amit-amit terjadi serangan, kita bisa recover dengan cepat. Kemudian, kapasitas storage dan kapasitas server harus kita pertimbangkan. Lalu, back up-nya juga pasti one-one,” tutur Saladin dalam acara Infobank bertajuk “Sharing Session: Mengamankan Industri Keuangan & Syariah dari Risiko Fraud & Serangan Siber” pada Kamis, 1 Februari 2024.

Selanjutnya, standarisasi end to end meliputi memperbaiki infrastruktur di berbagai segmen dan lingkungan, mengembangkan teknologi evergreen, serta implementasi komunikasi perusahaan dan kolaborasi antar platform.

“Komponen ketiga, security improvement. Ini (bersifat) teknis. Kalau namanya siber, nggak bisa yang diamankan cuma firewall. Nggak bisa diamankan oleh antivirus. Harus multilayer,” paparnya.

Dalam mengembangkan keamanan perusahaan, Saladin menjelaskan sudah lumrah menggunakan teknologi seperti artificial intelligence (AI), yang bukan lagi barang mewah seperti masa lampau. Saladin juga menegaskan kalau keamanan juga harus dijaga selama 24×7. Jangan sampai terlena sedikit pun karena dampaknya bisa masif.

Baca juga: Bikin Geleng-Geleng, Segini Kerugian Akibat Kejahatan Siber di Dunia

Dan terakhir, Saladin meminta untuk tidak melupakan sektor SDM. Dengan perkembangan teknologi, para pekerja juga harus dibekali dengan latihan dan pemahaman terkait keamanan siber. Penting juga untuk membuat standard operating procedure (SOP) yang menyeluruh.

“Terakhir, selalu menguji sistem kita. Validasi sistem kita juga penting. Jadi, bukan cuma table top exercise kalau sampai kejadian. Inklusif penetrasi, kita mesti tes,” tutupnya. (*) Mohammad Adrianto Sukarso

Galih Pratama

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

10 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

11 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

13 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

14 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

14 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

17 hours ago