Wakil Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta
Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia (BSI) melaporkan penyerapan dana pemerintah yang ditempatkan di perseroan telah mencapai sekitar 85 persen dari total Rp10 triliun.
Wakil Direktur Utama BSI, Bob Tyasika Ananta menyampaikan optimisme bahwa penyerapan dana tersebut akan rampung pada akhir Oktober 2025.
“Sekarang itu, data terakhir sudah sekitar 85 persen. Jadi mungkin sampai akhir bulan ini itu akan sudah selesai,” kata Bob saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis, 16 Oktober 2025.
Bob memastikan proses penyerapan dana pemerintah berjalan on track. Ia menambahkan bahwa alokasi dana tersebut sangat membantu likuiditas perseroan dalam mendukung penyaluran pembiayaan kepada masyarakat.
“Alhamdulillah program itu juga membantu kami dari konteks likuiditas gitu ya. Tetapi yang jelas mesin produksi kami untuk pembiayaan itu terus berjalan,” ungkapnya.
Baca juga: Dana Kelolaan Bisnis Kustodian BSI Tembus Rp125 Triliun, Tumbuh 34 Persen
Lebih lanjut, Bob menjelaskan bahwa sebagian besar dana yang diserap digunakan untuk pembiayaan sektor konsumsi (consumer banking). Hal ini dinilai berdampak langsung terhadap peningkatan daya beli dan permintaan masyarakat, khususnya melalui produk-produk seperti gadai dan cicil emas dalam unit bisnis bullion bank milik BSI.
“Bukan berarti nggak ada SME-nya (Small Medium Enterprise/UKM), ada. Tetapi kemudian di konteks consumer itu yang mungkin kalau sekarang itu BSI sebagai bullion bank, ada gadai, ada cicil emas,” jelasnya.
Baca juga: OJK Setujui Pengangkatan Dua Direksi Baru BSI, Ini Sosoknya
Sehingga, tambah Bob, hal itu diyakini dapat menggerakan perekonomian yang membuat permintaan dari masyarakat naik. Dengan begitu, produksi juga akan meningkat yang membuat perkonomian bergerak.
“itu juga akan menggerakkan perekonomian. Karena tentunya kalau kemudian demand dari masyarakat naik, produksinya kan kemudian perlu harus memenuhi demand tersebut. Jadi putaran ekonominya kami yakini itu juga kemudian memiliki dampak positif juga untuk perubahan ekonomi,” imbuh Bob. (*)
Editor: Yulian Saputra
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More
Poin Penting Bank Mandiri raih 5 penghargaan BI 2025 atas kontribusi di makroprudensial, kebijakan moneter,… Read More
Poin Penting Menhut Raja Juli Antoni dikritik keras terkait banjir dan longsor di Sumatra, hingga… Read More