Perbankan

BSI: Keuangan Syariah Nasional Berpotensi Tembus Rp3.430 Triliun di 2025

Jakarta – Industri perbankan syariah diproyeksikan akan mencatat kinerja positif pada tahun 2025. Hal ini diungkapkan Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), Banjaran Surya Indrastomo, dalam acara BSI Sharia Economic Outlook 2025, di Jakarta, Senin, 23 Desember 2024.

Banjaran menjelaskan bahwa pada 2025, pertumbuhan perbankan syariah diperkirakan melampaui pertumbuhan perbankan nasional, didukung oleh potensi spin-off dan merger unit usaha syariah (UUS).

Secara rinci, pembiayaan perbankan syariah diproyeksi tumbuh 12,40 persen, sementara dana pihak ketiga (DPK) diperkirakan meningkat 11,02 persen.

Angka ini lebih tinggi dibandingkan proyeksi pertumbuhan kredit industri perbankan nasional sebesar 11,46 persen dan DPK sebesar 10,24 persen pada 2025.

“Kendati perekonomian dunia masih dihadapkan pada ancaman turbulensi ekonomi dan ketidakpastian geopolitik, namun perekonomian nasional, termasuk ekonomi syariah di dalam negeri memiliki potensi kuat untuk melanjutkan tren pertumbuhan,” ujarnya, Senin, 23 Desember 2024.

Baca juga: Simak! Jadwal Operasional Bank Mandiri, BCA, BRI, BNI, dan BSI Selama Libur Nataru

Ia juga menambahkan bahwa sektor keuangan syariah nasional diperkirakan tumbuh positif pada 2025, dengan aset keuangan syariah diproyeksi berada di kisaran Rp3.157,9 triliun hingga Rp3.430,9 triliun.

Sebagai perbandingan, realisasi aset keuangan syariah pada September 2024 tercatat sebesar Rp2.744 triliun, meningkat 11,9 persen year on year (yoy).

Tantangan Likuiditas pada 2025

Namun, Banjaran mengingatkan bahwa industri perbankan akan menghadapi tantangan likuiditas, salah satunya terkait Surat Berharga Negara (SBN).

Pada 2025, SBN yang jatuh tempo mencapai Rp750 triliun, sementara kebutuhan pembiayaan dari SBN neto berdasarkan APBN 2025 diperkirakan sebesar Rp643 triliun. Dengan demikian, total SBN yang akan diterbitkan pada 2025 diperkirakan mencapai Rp1.393 triliun.

Baca juga: Pastikan Likuiditas Cukup, Bos BI Minta Perbankan Jangan ‘Kekepin’ SBN

Sementara itu, Direktur Treasury & International Banking BSI, Ari Rizaldi, menyoroti bahwa perkembangan ekonomi sepanjang 2024 menjadi pijakan untuk mempertahankan pertumbuhan positif di 2025.

Kondisi ekonomi global yang menantang dan konflik di Timur Tengah, nyatanya tidak banyak memengaruhi ekonomi nasional.

Ari menyebut, 2025 akan menjadi momentum bagi BSI untuk terus tumbuh. Ini tidak lepas dari faktor uniqueness yang dimiliki bank syariah terbesar di Indonesia itu.

“Salah satu peluang terbesar BSI ada di bisnis halal, ini yang perlu ditingkatkan dan diperdalam sebagai bentuk peran aktif dan positif BSI untuk pertumbuhan ekonomi di domestik dan bahkan global,” katanya.

Baca juga: Perkuat Halal Ekosistem, BSI Optimalkan Potensi Industri Makanan dan Minuman

Ari juga menyebutkan bahwa proyeksi nilai industri halal global berdasarkan laporan SGIE mencapai USD2.596,9 miliar pada 2025, sementara kontribusi Indonesia diperkirakan mencapai USD248,78 miliar.

Fokus utama pengembangan di Indonesia mencakup sektor makanan dan minuman halal, farmasi, serta kosmetik, dengan nilai proyeksi mencapai USD196,39 miliar.

Kontribusi Industri Halal pada Pajak dan Zakat

Penguatan sektor halal diyakini mampu mendorong pendapatan pajak dan penerimaan zakat.

Strategi pengembangan ekonomi syariah lima tahun ke depan mencakup penciptaan sumber pertumbuhan baru di sektor pariwisata, akselerasi produksi produk halal, serta pengembangan sektor keuangan sosial syariah (ZISWaf) untuk mengurangi kemiskinan.

Strategi tersebut dapat mendorong pertumbuhan tax base dan zakat base, yang mendukung pencapaian target pertumbuhan 8 persen pada 2029.

“Kami BSI juga turut mendukung tercapainya target pertumbuhan ekonomi 8 persen ini,” tutup Ari. (*) Ayu Utami

Yulian Saputra

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

13 mins ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

22 mins ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

1 hour ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

2 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

3 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

4 hours ago