Jakarta – Bank Syariah Indonesia (BSI) berhasil mencetak net operation margin (NOM) 6,04% per Desember 2021, atau paling tebal kedua setelah Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebesar 6,89%. Hery Gunardi, Direktur Utama BSI menjelaskan bahwa NIM yang lebar tersebut bukanlah indikasi banknya mengambil margin yang besar dari pihak debitur.
“NIM tinggi ini karena kami bisa meningkatkan efisiensi, sehingga kami bisa menurunkan menurunkan cost of fund,” ujarnya dalam acara silaturahmi dengan pemimpin redaksi di kantor pusat BSI, Rabu, 27 April 2022.
Menurut Hery, BSI mencatat cost of fund 1,60% atau lebih rendah dari cost of fund secara industri. Selain itu, BSI juga memiliki economic of scale yang kompetitif dengan basis nasabah mencapai 17 juta. “Tahun ini ada penambahan nasabah rata-rata 150 ribu per bulan, lebih besar dari rata-rata penambahan nasabah 100 ribu per bulan tahun lalu,” jelas Hery.
Kemampuan BSI mencatat penambahan basis nasabah secara signifikan tersebut didukung dengan positioning BSI sebagai bank syariah yang universal. “Kami menyambut baik siapapun yang mau bertransaksi syariah, dan kami berusaha memaksimalkan teknologi digital, dan bisa kompetitif di semua segmen yang kami garap,” ucap mantan wakil direktur utama Bank Mandiri ini.
Selain mencatat NOM dan cost of fund yang sangat baik, kinerja BSI juga semakin kokoh setelah setahun melewati proses merger. Dengan aset Rp265 triliun, BSI menduduki posisi sebagai bank terbesar nomor tujuh di Indonesia dan menjadi juara tabungan nomor lima. Yang lebih membanggakan lagi, BSI secara institusi berhasil membayar zakat Rp102 miliar pada 2021. Ditambah dengan zakat yang disumbangkan pegawai dan nasabahnya, BSI menyumbang zakat Rp122 miliar.
“Baik bank konvensional maupun syariah sama-sama bayar pajak, tapi kalau bank syariah itu juga bayar zakat yang diambil dari 2,5% dari gross profit. Jadi semakin baik kinerja bank syariah, itu semakin besar maslahatnya bagi umat,” tutup Hery Gunardi. (*) KM
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan telah melaporkan hingga 20 Desember 2024, Indonesia Anti-Scam… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) membidik penambahan sebanyak dua juta investor di pasar… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) masih mengkaji ihwal kenaikan PPN 12 persen… Read More
Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menegaskan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin, 23 Desember 2024, ditutup… Read More
Jakarta – Di tengah penurunan kunjungan wisatawan, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) tercatat mampu… Read More