Jakarta – Generasi milenial memiliki peran besar dalam perekonomian, bahkan diprediksi dalam 5 tahun ke depan milenial akan mengisi 75% dari tenaga kerja secara global. Namun sayangnya banyak milenial yang belum bisa mengelola keuangannya dengan baik.
Tuntutan gaya hidup dan perilaku yang konsumtif menjadi salah satu faktor utama para generasi milenial ini cenderung lebih suka menikmati hidup yang kerap dianggap sebagai self reward dibanding menginvestasikan kekayaannya. Oleh sebab itu, generasi milenial ditengarai menghadapi risiko finansial lebih besar di masa mendatang akibat gaya pengelolaan keuangan yang kurang sehat.
Melihat fenomena diatas, Technical Director BRI Insurance (BRINS), Ade Zulfikar menyampaikan beberapa tips bagaimana milenial dapat mengelola keuangannya dengan lebih baik.
1. Tentukan prioritas kebutuhan
Istilah YOLO (You Only Live Once) dan FOMO (Fear of Missing Out) seringkali dijadikan justifikasi millennials dalam perilaku konsumtif. Jangan hanya secara buta mengikuti tren tanpa memahami skala prioritas kebutuhan. Milenial kerap kesulitan dalam membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
Hindari hal-hal yang bersifat konsumtif yang bukan kebutuhan utamamu, seperti terlalu sering belanja online dan hangout. Tentukan prioritas kebutuhan kamu dengan mengidentifikasi kegiatan sehari-hari kamu terlebih dahulu, hindari membeli barang dengan dasar keinginan bukan kebutuhan!
2. Pahami Kondisi Keuanganmu – Smart Spending
Milenial cenderung membeli sesuatu tanpa memperhatikan kondisi keuangan dan jangka panjang. Kesulitan membedakan keinginan dan kebutuhan menyebabkan millenials cenderung sulit mengelola keuangan.
Milenial dapat menerapkan rumus 40-30-20-10. Sisihkan 40% untuk keperluan sehari-hari, 30% untuk kebutuhan hutang, 20% untuk investasi, tabungan, atau asuransi, serta 10% untuk kebutuhan sosial. Nah melanjutkan point pertama, setelah menentukan skala prioritas, akan lebih mudah untuk dapat mengimplementasikan rumus 40-30-20-10, agar bisa lebih bijak dalam mengelola pengeluaran!
3. Investasi & Asuransi
Di umur yang masih muda, menjadi waktu yang tepat bagi generasi milenial untuk mulai menyisihkan uangnya untuk berinvestasi. Fenomena FIRE (Financial Independence Retire Early) yang sedang trend di kalangan milenial membuat milenial banyak mencari ‘side hustle’ atau melakukan investasi yang bersifat ‘high risk high return’, namun perlu dipahami bahwa investasi yang bersifat high risk tentunya perlu diimbangin dengan pengetahuan dan analisa yang mendalam, oleh karena itu peran financial advisor sangat penting untuk investor pemula khususnya milenial.
Selain itu perlu dipahami bahwa risiko tak terduga dapat terjadi pada siapapun, kapanpun dan dimanapun. Hal tersebut seharusnya menjadi penting bagi semua orang untuk paham akan pentingnya terlindungi asuransi, termasuk generasi milennial. Usia yang masih produktif dan mobilitas yang tinggi tak seharusnya membuat milenial abai akan pentingnya memiliki proteksi dalam setiap kegiatannya.
“Pilar pertama dalam pengelolaan keuangan adalah to protect and to preserve. Jadi dalam pengelolaan kekayaan hal yang pertama harus dilakukan adalah dengan memproteksi aset-aset yang dimiliki. Harus dipahami bahwa risiko bisa terjadi pada siapapun, dan saat terpapar risiko, sekaya apapun anda akan sulit melakukan recover secara finansial, kecuali anda diproteksi oleh asuransi.” jelas Ade melalui keterangan resminya di Jakarta, Rabu 23 Juni 2021.
Sayangnya, menurut Ade sampai saat ini masih banyak milenial yang belum sadar akan pentingnya asuransi Salah satunya adalah mahalnya premi dan sulitnya klaim premi, padahal asuransi dapat menjadi kunci milenial untuk memiliki masa depan yang lebih terlindungi dan aman.
Dalam upaya untuk menjangkau segmen milenial, Ade mengungkapkan bahwa BRINS juga merambah dunia digital dengan kemasan sederhana, customizable sesuai kebutuhan milenial dan juga bisa menerbitkan polis dalam hitungan menit.
“Kami melihat generasi milenial memiliki mobilitas yang tinggi dan memiliki karakter yang unik, sehingga ini seharusnya menjadi perhatian juga bagi mereka untuk memulai proteksi aset sejak dini dengan premi yang terjangkau. BRINS terus berkomitmen untuk terus mengikuti perkembangan zaman, melalui BRINS Mobile nasabah dapat mendapatkan proteksi yang bersifat customizable dari mulai jangka waktu sampai risiko pertanggungan sehingga cocok untuk millennials yang agile dan fastpaced,” tutupnya. (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat volume impor susu Indonesia pada periode Januari-Oktober 2024 sebesar 257,30… Read More
Jakarta - PT Bank Digital BCA (BCA Digital) berhasil mencatatkan kinerja keuangan impresif pada kuartal… Read More
Jakarta - PT Bank Seabank Indonesia atau SeaBank kembali mencatat kinerja keuangan yang positif, ditandai… Read More
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor pada Oktober 2024 sebesar USD21,94 miliar atau naik 16,54… Read More
Serang - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) berencana mengambil alih (take over)… Read More
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor pada Oktober 2024 mengalami peningkatan. Tercatat, nilai ekspor Oktober… Read More