Jakarta – Dolar AS yang dikenal sebagai mata uang global mulai ditinggalkan sejumlah negara. Negara-negara yang beraliansi dalam BRICS yaitu Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Serikat tengah dalam proses membuat sebuah mata uang anyar.
Menurut laporan kantor berita Sputnik, keputusan membuat mata uang baru tersebut untuk menggempur dominasi mata uang dolar atau euro.
Selain itu, mata uang baru akan didukung oleh emas dan komoditas lain seperti elemen tanah jarang. Namun, untuk detail yang digunakan belum jelas diungkapkan dan menunggu pembahasan pada KTT BRICS Agustus 2023 mendatang.
Anggota parlemen Rusia Alexander Babakov mengatakan, salah satu tujuan menciptakan mata uang baru tak lain sebagai strategi pembayaran supaya tidak bergantung dengan dollar AS atau euro.
“Sebagai perubahan transaksi dalam mata uang dolar adalah langkah pertama,” katanya, dikutip, Sabtu, 8 April 2023.
Namun, implementasi mata uang baru BRICS belum terlaksana hingga kini. Klaim tersebut masih harus diverifikasi oleh pejabat lain dari negara-negara anggota.
Sebetulnya, keinginan membuat mata uang oleh BRICS telah tercetus sejak 2009 lalu. Di mana para pemimpin negara anggota menginginkan untuk menambah pengaruh baru di ekonomi dunia.
Pada 2023, rencana mata uang baru yang diinisiasi Rusia itu kembali muncul untuk mengatasi berbagai dampak sanksi ekonomi barat yang diterima Rusia. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra
Jakarta - Perusahaan pembiayaan PT Home Credit Indonesia (Home Credit) terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan… Read More
Jakarta - Hilirisasi nikel di Pulau Obi, Maluku Utara membuat ekonomi desa sekitar tumbuh dua… Read More
Jakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mendukung langkah Induk Koperasi Unit Desa (Inkud)… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) untuk pertama kalinya menggelar kompetisi Runvestasi pada… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi tanggapan terkait penutupan Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO), dengan dukungan dari Otoritas… Read More