Ekonomi Digital

BRI Ventures Ikut Pendanaan US$15 Juta dalam Yield Guild Games SEA

Jakarta – BRI Ventures, anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, (BRI) ikut menjadi salah satu investor bagi Yield Guild Games Southeast Asia (YGG SEA) yang telah mengumpulkan dana senilai USD15 juta untuk mendukung adopsi game play-to-earn di Asia Tenggara.

YGG SEA sendiri merupakan subDAO resmi dari Yield Guild Games, yang diluncurkan sebagai organisasi otonom terdesentralisasi (DAO) pada Juli 2021. YGG SEA memanfaatkan infrastruktur dan aset YGG untuk melayani komunitas bergabung dengan Metaverse melalui investasi lokal, pendidikan, dan layanan di lapangan.

YGG SEA memiliki misi menciptakan ekonomi virtual play-to-earn terbesar dan paling berkelanjutan di Asia Tenggara. YGG SEA adalah anggota pendiri Asia Blockchain Gaming Alliance. Play-to-earn sendiri adalah game yang memungkinkan pemain mendapatkan aset atau item digital untuk diperdagangkan.

“Mendukung merek pesaing dan ekosistem adalah jantung dari Sembrani Kiqani. Dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang ingin memasuki Metaverse, wajar bagi kami untuk bermitra dengan YGG SEA,” Marcel Lukman, Founding Partner Sembrani Kiqani, pendanaan yang diluncurkan oleh BRI Ventures yang menyasar startup di sektor Direct-to-Consumer (D2C), seperti dikutip Senin, 13 Desember 2021.

Pendanaan tersebut akan memungkinkan YGG SEA untuk memberikan penawaran yang ditargetkan kepada komunitas game regional. Guild game tersebut akan fokus untuk mendukung game play-to-earn yang dikembangkan secara lokal di setiap negara.

“Saat kami hadir di seluruh dunia, subDAO seperti YGG SEA adalah inti dari strategi ekspansi YGG karena mereka memiliki pengetahuan dan jaringan lokal. Tim yang meluncurkan YGG SEA memiliki pengalaman mendalam dalam mendorong adopsi teknologi di kawasan ini dan permintaan akan game play-to-earn di seluruh Asia sangat kuat,” tambah Gabby Dizon, salah satu pendiri Yield Guild Games.

Asia Tenggara mewakili lebih dari 700 juta orang dari 11 negara. Kawasan tersebut juga merupakan salah satu kawasan kripto paling aktif secara global. Pada bulan November, empat dari 10 negara teratas untuk penggunaan dompet Metamask berada di Asia Tenggara.

“Sebagai subDAO YGG pertama, kami merintis model untuk kepentingan beberapa negara NFT paling aktif di dunia. Sementara Filipina telah menjadi pusat gerakan play-to-earn selama setahun terakhir, permintaan meningkat dengan cepat di negara lain, dan Asia Tenggara adalah kawasan yang sangat beragam,” ucapnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Netflix, Pulsa hingga Tiket Pesawat Bakal Kena PPN 12 Persen, Kecuali Tiket Konser

Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More

46 mins ago

Paus Fransiskus Kembali Kecam Serangan Israel di Gaza

Jakarta -  Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More

51 mins ago

IHSG Dibuka Menguat Hampir 1 Persen, Balik Lagi ke Level 7.000

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More

3 hours ago

Memasuki Pekan Natal, Rupiah Berpotensi Menguat Meski Tertekan Kebijakan Kenaikan PPN

Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More

3 hours ago

Harga Emas Antam Stagnan, Segini per Gramnya

Jakarta -  Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Senin, 23 Desember… Read More

3 hours ago

Transaksi QRIS Kena PPN 12 Persen, Begini Penjelasan DJP

Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) buka suara terkait dengan transaksi Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS)… Read More

3 hours ago