Jakarta – Menghadapi era persaingan dan tuntutan bisnis yang semakin ketat, percepatan pengembangan dan pemerataan kompetensi sumber daya manusia menjadi sebuah keniscayaan, terutama bagi sebuah bank yang merupakan industri jasa.
Apalagi di era digitalisasi seperti sekarang ini perkembangan teknologi yang pesat menuntut inovasi produk dan layanan perbankan yang terintegrasi dengan sistem digital. Untuk itu kompetensi dan kemampuan adaptasi karyawan terhadap teknologi menjadi sangat penting.
Menurut R. Sophia Alizsa, Direktur Human Capital BRI, tuntutan pasar berkembang begitu cepat sehingga kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten dan berintegritas makin besar di semua lini. BRI memiliki komitmen yang sungguh-sungguh dalam pengelolaan human capital sebagai faktor vital bagi keberlangsungan usaha bank.
Tantangan terbesar pengelolaan sumber daya manusia khususnya bagi perusahaan dengan jaringan yang sangat luas seperti BRI tidak hanya terletak dari jumlah karyawan tapi juga sebarannya yang sangat luas.
Berbeda dengan bank-bank besar lainnya, sebagai bank milik pemerintah yang mempunyai pasar mikro terbesar di tanah air, BRI tidak hanya berpusat di kota besar tapi juga di daerah pelosok yang tidak tersentuh oleh perbankan.
Hingga Maret 2019, jumlah karyawan BRI mencapai 124 ribu karyawan dengan 9.647 unit kerja operasional yang tersebar di 17 provinsi di Indonesia. Hal ini menyebabkan budaya karyawan yang heterogen.
Belum lagi, dari sisi geografi dan kemajuan teknologi setiap daerah yang berbeda terutama di daerah perbatasan dimana biasanya kemajuan teknologi tidak sepesat di kota besar. Sehingga Kemampuan karyawan dalam mengakses informasi berbeda-beda dan dapat menyebabkan ketidaksetaraan antara karyawan di urban dengan karyawan yang berada di daerah-daerah.
Untuk meningkatkan kesetaraan kualitas SDM yang ada di daerah-daerah pelosok dengan karyawan yang bekerja di kantor pusat, BRI melakukan beberapa inovasi dan digitalisasi dibidang human capital. Salah satunya, BRI telah memiliki metode belajar jarak jauh menggunakan e-learning yang disebut BRISmart.
“Melalui BRISmart, pekerja dapat meningkatkan kapasitas pengetahuan hanya dalam genggaman dengan konsep anywhere dan anytime,” ujar Sophia di Jakarta, seperti dikutip, Jumat, 12 Juli 2019.
Selain Aplikasi BRISmart, Sophia juga mengatakan telah melakukan berbagai upaya dalam membangun kualitas sumber daya manusia di BRI dalam rangka mewujudkan visi BRI menjadi “Home to The Best Talents 2022″ seperti mengembangkan web based e-recruitment sebagai sarana informasi dan untuk menjaring best talent yang akan bergabung ke BRI.
Kemudian ada juga BRIStar mobile untuk terus update pekerjaan dan fungsi human capital lainnya melalui smartphone, dan BRILiaN Rokiee yang ditunjukan untuk pendampingan karyawan baru BRI.
Belum lama ini, pada 9 Juli 2019 BRI juga telah meresmikan co-working space BRILiaN Center yang digagas untuk mengakomodir keinginan karyawan milenial.
“Sesuai dengan Komite Human Capital BRI yang telah menetapkan kebijakan strategis dan operasional dalam hal meningkatkan efiktifitas, efisiensi, dan transparansi yang didasari oleh prinsip Good Corporate Governance (GCG)” pungkasnya. (*) Dicky F. Maulana
Jakarta - Kementerian Koperasi (Kemenkop) menegaskan peran strategis koperasi, khususnya Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), dalam… Read More
Jakarta – Optimisme para pelaku usaha di Inggris terhadap ekonomi di Tanah Air masih solid.… Read More
Jakarta – Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (ALUDI) baru saja menghelat Securities Crowdfunding Day 2024.… Read More
Jakarta - Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi agar bisa menghindari middle income trap.… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini (22/11) ditutup… Read More
Jakarta – Maya Watono resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama (Dirut) Holding BUMN sektor aviasi dan… Read More