Jakarta–Agar profitabilitas tetap tumbuh sehat dan stabil, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) saat ini gencar menggali sumber-sumber income di luar interest income, di antaranya dengan cara memacu pertumbuhan Fee Base Income (FBI).
“Tahun 2016, perseroan mematok target pertumbuhan FBI sebesar 20-22% dari pencapaian di tahun sebelumnya yang sebesar Rp7,4 triliun. Target kontribusi FBI terhadap total pendapatan operasional sebesar 10,0%,” terang Hari Siaga, Corporate Secretary Bank BRI dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis, 3 Maret 2016.
Menurut Hari Siaga, target pertumbuhan FBI sebesar itu merupakan target yang wajar dan realistis, pasalnya Compound Annual Growth Rate (CAGR) atau rata-rata pertumbuhan tahunan FBI Bank BRI sejak tahun 2010 hingga saat ini tercatat sebesar 21,5% per tahun. Sedangkan kontribusi FBI terhadap total pendapatan di tahun 2015 tercatat sebesar 7,7%.
Hari Siaga mengatakan, FBI di tahun 2016 ini akan ditekankan pada pertumbuhan FBI yang bersumber dari transactional banking dan international business, “Hal tersebut sesuai dengan tema Bank BRI tahun ini yaitu Regional Micro, Small, and Medium Enterprise Bank dengan Full Banking Services,” ujar Hari Siaga.
Sebagai informasi, hingga akhir tahun 2015, FBI BRI didominasi oleh FBI yang bersumber dari biaya administrasi pengelolaan rekening nasabah yaitu sebesar 53,3% dari total FBI. Transaksi e-banking berkontribusi sebesar 22,1%, dan international business atau trade finance tercatat 1,8% serta sisanya dari FBI yang bersumber dari berbagai transaksi.
Pertumbuhan transaksi trade finance tercatat sebesar 36,2% yoy atau menjadi Rp734,9 miliar. Sementara transaksi e-banking tumbuh sebesar 34,4% yoy atau menjadi sebesar Rp1,6 triliun. Adapun pertumbuhan biaya administrasi pengelolaan rekening nasabah tercatat meningkat sebesar 13,4% atau menjadi sebesar Rp3,9 triliun dibanding periode sebelumnya.
Lebih lanjut Hari Siaga menambahkan, untuk mencapai target FBI di tahun 2016, perseroan akan lebih gencar dalam memasarkan produk-produknya yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan nasabah. Selain itu, perseroan juga akan terus mencari peluang kerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar beseserta trickle down business nya atau efek bisnis turunan. (*) Ria Martati
Jakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mendukung langkah Induk Koperasi Unit Desa (Inkud)… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) untuk pertama kalinya menggelar kompetisi Runvestasi pada… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi tanggapan terkait penutupan Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO), dengan dukungan dari Otoritas… Read More
Jakarta - Program makan bergizi gratis yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto dinilai memberikan dampak… Read More
Jakarta – PT Bank HSBC Indonesia (HSBC Indonesia) mencetak pertumbuhan dana kelolaan nasabah kaya (afluent) menembus… Read More
View Comments
sebuah bank dengan ribuan cabangnya dan jutaan nasabahnya..ada berapa transaksi sebulan yg dikenakan biaya admin.bayar listrik,air,tv langganan,inter
net,dll..katakan sebuah bank dg 10juta nasabah, setiap bulan setiap nasabah 5x transaksi, dikenakan admin 2000 saja setiap transaksi.maka
10jt x 2000 x 5 = 50 milyar hasilnya
Hasil survey menunjukkan ada 350 trilyun penghasilan seluruh bank di total hanya dari BIAYA ADMIN.
Harus nya saat ini Bank BRI tanpa Biaya Admin. biar Lebih Bagus..
Bagi Anda Yg Mau Nabung Tanpa Ada Admin. nabung nya Di PayTren Aja nabung. Bahkan uang.nya akan slalu bertambah