Jakarta – PT Bank BRI Syariah Tbk (BRl Syariah) resmi tercatat sebagai emiten baru di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode efek BRIS. BRIS adalah emiten ke 11 yang mencatatkan saham perdana di BEI pada tahun 2018 sekaligus emiten bank syariah dengan status anak perusahaan bank BUMN yang pertama. Acara peresmian tersebut juga turut disaksikan oleh Lord Mayor of the City of London Mr. Charles Bowman, beserta Direksi Bursa Efek Indonesia, dan Direksi BRI Syariah.
BRI Syariah melepas 2,623 miliar lembar saham baru atau sebesar 27 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum perdananya dengan harga sebesar Rp 510. Dengan harga tersebut, BRIsyariah berhasil mencatatkan oversubscribe sebanyak 2 kali.
”Kami senang dan bersyukur dapat mencapai hari yang bersejarah bagi BRIsyariah ini, hari dimana kami mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh investor yang telah berpartisipasi atas kepercayaannya kepada BRI Syariah, pihak terkait yang telah bekerjasama selama proses IPO, serta pimpinan dan karyawan BRI Syariah atas kerja kerasnya.” kata Direktur Utama BRI Syariah Moch. Hadi Santoso di Bursa Efek Indonesia Jakarta, Rabu 9 Mei 2018.
Hadi mengungkapkan, melalui IPO ini, selain mendapatkan dana segar untuk penguatan modal perusahaan, pihaknya berkomitmen berhijrah menjadi perusahaan publik di mana konsisten mempraktikkan Good Corporate Governance (GCG) yang baik dan meningkatkan manajemen risiko, agar dapat membawa berkah dan menjaga amanah kepada seluruh masyarakat serta stakeholders perusahaan.
Baca juga: BRI Syariah Luncurkan 360.000 Kartu Debit Berlogo GPN
”Selanjutnya, kekuatan modal kami yang akan didukung dana hasiI IPO, Iaba perusahaan pada tahun 2018,
serta sinergi dari induk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, (Bank BRI) dapat menempatkan BRI Syariah daIam bank kategori BUKU III, sehingga dapat memberi kemudahan dalam pengembangan produk dan jaringan,” jelas Hadi.
Hadi menjelaskan, dana segar yang diperoleh dari IPO ini, sekitar 80 persen akan digunakan untuk meningkatkan penyaluran pembiayaan. Selanjutnya, sekitar 12,5 persen digunakan untuk pengembangan sistem Teknologi Informasi, dan sekitar 7,5 persen untuk pengembangan jaringan kantor cabang dari Sabang (Sumatera) sampai Merauke (Papua).
”Kami ingin menjadi Game Changer bagi perbankan syariah melalui akselerasi ekspansi bisnis syariah, terutama dalam peningkatan pembiayaan,” ungkap Hadi.
BRlsyariah menunjuk empat penjamin pelaksana emisi atau Joint Lead Underwriters, yaitu Bahana Sekuritas, CLSA Sekuritas, Danareksa Sekuritas, dan Indopremier Sekuritas untuk proses IPO ini, dengan kesanggupan penuh (full commitment) berdasarkan hasil penawaran awal (bookbuilding).
BRl Syariah memiliki kesempatan yang luas untuk berekspansi terkait dengan tren pertumbuhan positif industri perbankan dan industri syariah di Indonesia. Selain menjadi pengelola dana haji, dan keuangan syariah iainnya seperti zakat, wakaf, infaq dan sedekah, juga untuk memberikan fasilitas pembiayaan kepada masyarakat. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa penetrasi perbankan syariah terhadap perbankan nasional dari sisi aset sebesar 5,74 persen pada Desember 2017, yang menunjukkan besarnya potensi industri ini. (*)
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More
Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More