Analisis

BRI Proyeksikan Penurunan GWM Akan Tambah Likuiditas Rp4,5 Triliun

Jakarta– PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) memproyeksikan regulasi penurunan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah sebesar 50 basis poin (bps) untuk bank konvensional dapat menambah pasokan likuiditas miliknya hingga sekitar Rp 4,5 triliun hingga akhir tahun ini.

Hal tersebut disampaikan oleh
Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo di Kompleks DPR RI Jakarta. Haru mengaku menyambut positif kebijakan tersebut guna melonggarkan likuiditas melalui Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan.

“Dampak tentu pelonggaran sekitar Rp4,5 triliun. Ada cash masuk, jadi tadinya tersimpan di Bank Indonesia sekarang pindah dikembalikan ke bank,” kata Haru di Jakarta, Kamis 4 Juli 2019.

Haru menyebut, ketersediaan likuiditas tersebut akan disalurkan untuk penyaluran kredit miliknya. Hal tersebut juga dinilai akan mendorong kinerja kredit miliknya.

“Jadi ada tambahan likuiditas dan itu disalurkan di kredit, kita jaga itu LDR karena rata-rata tinggi ya, dengan begitu LDR bisa lebih rendah lebih likuid. Jadi bagus kebijakan kebijakan itu,” kata Haru.

Sebagai informasi, rasio LDR BRI hingga akhir Maret 2019 yakni 91,39% dengan CAR 21,91%. Dengan rasio yang cukup kuat tersebut BRI optimistis mampu tumbuh positif dan berkelanjutan.

Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada periode Juni 2019 memutuskan untuk menurunkan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah sebesar 50 basis poin (bps) untuk bank konvensional dan bank syariah maupun unit usaha syariah. Sehingga masing-masing GWM menjadi 6% untuk bank konvensional dan 4,5% untuk bank syariah atau unit usaha syariah dengan GWM rata-rata tetap 3%. Putusan tersebut berlaku sejak 1 Juli 2019. (*)

Suheriadi

Recent Posts

Integrasi Keuangan Syariah dan UMKM: Dari Pertumbuhan Aset ke Daya Ungkit Ekonomi Riil

Oleh Setiawan Budi Utomo, Pemerhati Keuangan Syariah dan Kebijakan Publik PERTUMBUHAN aset keuangan syariah Indonesia… Read More

4 mins ago

Tutup Tahun, BWS Raih Apresiasi dari BI Sebagai Bank Kontributor JIBOR 2025

Poin Penting BWS meraih penghargaan sebagai Bank Kontributor JIBOR 2025 dari Bank Indonesia atas kontribusinya… Read More

18 mins ago

IHSG Awal Pekan Terakhir 2025 Ditutup Naik 1 Persen Lebih ke Level 8.644

Poin Penting IHSG ditutup naik 1,25 persen ke level 8.644 pada perdagangan 29 Desember 2025.… Read More

13 hours ago

Kejar Ekonomi Tumbuh 6 Persen, INDEF Nilai Kredit Harus Naik 2 Kali Lipat

Poin Penting INDEF menilai pertumbuhan ekonomi 6 persen hanya bisa dicapai jika kredit perbankan naik… Read More

13 hours ago

INDEF Sebut Daya Beli Masyarakat Masih Tertekan Meski Ekonomi Tumbuh

Poin Penting INDEF menilai pertumbuhan ekonomi pascapandemi belum diikuti perbaikan upah riil. Meski pengangguran turun,… Read More

14 hours ago

INDEF Ungkap Strategi Ekonomi RI Tembus 6 Persen di Tengah Tekanan Fiskal

Poin Penting INDEF mendorong investasi, ekspor, dan belanja pemerintah sebagai motor baru pertumbuhan ekonomi. Target… Read More

15 hours ago