Categories: Perbankan

BRI Optimis Pertumbuhan KPR-nya Tumbuh Tinggi di 2021

Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) meyakini bahwa pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) nya dapat tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan industri di 2021. Optimisme ini disampaikan oleh Madya Januar selaku Vice President Consumer Loan Division BRI, kepada Infobank, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, optimisme ini juga dibantu dengan adanya kebijakan relaksasi loan to value (LTV) atau uang muka untuk kredit properti dan kredit kendaraan bermotor (KKB) beserta suku bunga acuan BI 7 days repo yang baru. Kebijakan relaksasi baru ini diyakininya akan memacu permintaan kredit dari customer.

“Dengan memanfaatkan stimulus kebijakan tersebut dan ditunjang dengan layanan jaringan BRI yang dapat mengakses sampai dengan kota atau kabupaten seluruh Indonesia, BRI yakin pertumbuhan KPR BRI di tahun 2021 dapat tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan pasar,” ujar seperti dikutip Jumat, 5 Maret 2021.

Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) telah melonggarkan rasio LTV menjadi paling tinggi 100% untuk semua jenis properti (rumah tapak, rumah susun, dan ruko/rukan) serta ketentuan uang muka kredit kendaraan bermotor (KKB) menjadi paling sedikit 0% untuk semua jenis kendaraan bermotor baru. Hal ini membuat pihak perbankan dapat memberikan uang muka (DP) kepada calon debitur hingga 0%.

BRI sendiri juga telah menurunkan suku bunga kreditnya sebagai respon terhadap kebijakan pelonggaran tersebut. BRI menurunkan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) mulai 28 Februari 2021 untuk seluruh segmen (korporasi, ritel, mikro, KPR dan non KPR) dengan penurunan yang signifikan atau sebesar 150 bps – 325 bps.

Penurunan SBDK terbesar diberikan pada kredit konsumer non KPR sebesar 3,25%. Dengan penurunan ini, SBDK non KPR berubah dari semula 12% menjadi 8,75%. Sementara itu, untuk SBDK KPR turun sebesar 2,65%, dari 9,90% menjadi 7,25%. Lalu, untuk segmen mikro sebesar 2,5%, dari 16,50% menjadi 14%. Kemudian, untuk korporasi dan ritel, masing-masing turun sebesar 1,95% dan 1,5%, dari 9,95% jadi 8% dan 9,75% jadi 8,25%. (*) Steven

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

12 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

12 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

13 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

14 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

15 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

15 hours ago