News Update

BRI Fasilitasi Kredit Rp11 Triliun ke Pupuk Indonesia Grup

Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) memberikan fasilitas kredit kepada Pupuk Indonesia Grup sebesar Rp11 triliun untuk pembiayaan modal kerja dan US$168 juta untuk transaksi Foreign Exchange (Forex) yang tertuang dalam Pendatanganan Perjanjian Kredit antar kedua perusahaan.

Adapun Pendatanganan Perjanjian Kredit ini dilakukan oleh Direktur Keuangan Pupuk Indonesia, Indarto Pamoengkas bersama dengan Direktur seluruh anak perusahaan Pupuk Indonesia dan Direktur Corporate Banking BRI, Kuswiyoto di Gedung BRI, Jakarta, Kamis, 22 November 2018.

“Dengan sinergi BUMN yang dilakukan antara Pupuk Indonesia Grup dan BRI, kini kami dapat melebarkan sayap untuk melakukan ekspansi usaha ke arah Pengembangan strategis terutama pengembangan produk NPK,” ujar Indarto.

Terdapat 11 perusahaan yang dapat memanfaatkan fasilitas tersebut yaitu PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai Holding Company, dan para anggota holding diantaranya PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, PT Pupuk Kujang Cikampek, PT Pupuk Iskandar Muda, PT Rekayasa Industri, PT Pupuk Indonesia Energi, PT Pupuk Indonesia Logistik, PT Pupuk Indonesia Pangan dan PT Mega Eltra.

Fasilitas ini bersifat Joint Borrower (pinjaman bersama) dengan tujuan agar masing-masing anggota holding dapat lebih fleksibel dan dinamis menggunakan plafond fasilitas modal kerja yang disediakan oleh BRI. Dengan demikian seluruh perusahaan yang tergabung dalam Holding PT Pupuk Indonesia dapat memanfaatkan secara optimal dan menghindari adanya idle facility.

Tujuan pembiayaan kepada Pupuk Indonesia Grup adalah untuk mendukung ekspansi bisnis perusahaan baik dalam meningkatkan ketahanan pangan Indonesia, baik peningkatan bisnis di sektor pupuk, bahan-bahan kimia (non pupuk) untuk pertanian, saprotan & saprodi, energi listrik, logistik/transportasi, jasa EPC dan jasa perdagangan umum.

Peningkatan transaksi ekspor impor yang sensitif terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing, khususnya dolar AS juga sangat perlu diantisipasi oleh perusahaan. Untuk itu diperlukan penyediaan fasilitas modal kerja dan fasilitas Foreign Exchange untuk mendukung bisnis sekaligus melindungi transaksi operasional perusahaan.

Kuswiyoto menambahkan, dukungan pembiayaan tersebut merupakan wujud komitmen BRI untuk mendukung Industri Pupuk Nasional yang tergabung dalam Holding PT Pupuk Indonesia (Persero). Saat ini total pembiayaan BRI baik untuk OPEX dan CAPEX kepada seluruh perusahaan yang tergabung dalam Holding PT Pupuk Indonesia (Persero) telah mencapai Rp14,7 triliun.

Kedepan, kata dia, BRI siap mendukung ekspansi bisnis PT Pupuk Indonesia (Persero) antara lain untuk rencana pembangunan pabrik pupuk NPK dan proyek investasi lainnya. Selain itu BRI saat ini telah menjalin kerja sama layanan perbankan berupa Bank Garansi (BG) Online, Trade Finance Online dan Supply Chain Financing bagi Pupuk Indonesia Grup dan para mitra kerja. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Fintech Lending Dinilai Mampu Atasi Gap Pembiayaan UMKM

Jakarta – Ekonom Senior Core Indonesia Hendri Saparini mengatakan masih terdapat gap yang tinggi antara kebutuhan pendanaan… Read More

2 hours ago

Dukung Program 3 Juta Rumah, Bank Mandiri Sinergi dengan Pengembang

Suasana saat penantanganan kerja sama Bank Mandiri dengan PT Delta Mitra Sejahtera dengan membangun 1.012… Read More

2 hours ago

BEI Optimistis Pasar Modal RI Tetap Tumbuh Positif di 2025

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut kinerja pasar modal Indonesia masih akan mengalami… Read More

3 hours ago

Jadwal Operasional BCA Selama Libur Nataru, Cek di Sini!

Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyesuaikan jadwal operasional kantor cabang sepanjang periode… Read More

4 hours ago

IHSG Tinggalkan Level 7.000, BEI Beberkan Biang Keroknya

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More

5 hours ago

Ekonomi AS dan China Turun, Indonesia Kena Imbasnya?

Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More

5 hours ago