Bali – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, (BRI) bekerjasama dengan Sahabat Cipta dan Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Garam Amed Bali mengadakan FESTIVAL GARAM AMED bertempat di Amed, Karangasem, Bali, Kamis (3/10) dengan tujuan untuk memperkenalkan, mempromosikan, melestarikan, dan meningkatkan pemasaran dan penjualan garam Amed.
Kegiatan ini dilakukan untuk memperkenalkan kepada masyarakat mengenai garam murni Amed sebagai produk lokal bernilai tinggi sekaligus bentuk dukungan Sahabat Cipta dan Bank BRI dalam mendukung eksistensi dan kelestarian pertanian garam tanah air. Melalui acara ini, Sahabat Cipta dan Bank BRI berharap kerajinan pembuatan garam Amed bisa terus berkembang. Dengan demikian, garam murni Amed dapat menjadi salah satu warisan Indonesia yang dikenal oleh dunia.
Garam Amed Bali adalah garam laut yang diproduksi masyarakat Amed dengan teknik tradisional yang diwariskan secara turun temurun dari para leluhur sejak abad ke-15. Garam Amed dikenal sebagai garam yang berkualitas tinggi, bercita rasa khas, dan memiliki karakteristik yang berbeda dengan garam dari wilayah lain. Garam Amed mudah larut di mulut, memberikan rasa asin kuat tanpa rasa pahit, beraroma enak, lunak, kering, dan bersih.
Permintaan garam Amed di pasar setempat masih tumbuh, bahkan garam Amed disukai turis mancanegara. Mr. Charles Perraud, ahli garam yang telah mengembangkan usaha garam terkenal dari Perancis ‘Guérande’ yang pernah datang ke Amed pada tahun 2015 memberikan pernyataan bahwa garam Amed memiliki kualitas lebih baik dibandingkan garam dari negara lain seperti Perancis, India, dan Australia.
Adanya permintaan garam Amed namun produksi berkurang menimbulkan risiko pemalsuan garam Amed. Untuk itu, MPIG Garam Amed Bali mendaftarkan Garam Amed Bali sebagai produk yang dilindungi kekayaan intelektualnya melalui Indikasi Geografis (IG) di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM dengan nomor sertifikat ID G 000000038 pada tanggal 23 Desember 2015.
Acara ini didukung oleh Pemerintah Swiss melalui Proyek Indonesian-Swiss Intellectual Property (ISIP), the Swiss Federal Institute of Intellectual Property (IPI), Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Badan Ekonomi Kreatif, Pemerintah Provinsi Bali, dan Pemerintah Kabupaten Karangasem, Bali.
“Pemerintah Indonesia mendorong pendaftaran kekayaan intelektual untuk produk-produk asli Indonesia yang memiliki kekhasan dan keunikan karena kondisi geografisnya,” ujar Direktur Merek dan Indikasi Geografis, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM, Fathlurachman.
Lebih lanjut, Direktur Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual, Badan Ekonomi Kreatif, Robinson Sinaga menambahkan, produk yang bersertifikat IG adalah produk kreatif yang perlu didukung pengembangan usaha dan pemasarannya untuk meningkatkan daya saing sedemikian rupa sehingga memberi dampak pada peningkatan penghasilan dan kesejahteraan masyarakat serta untuk melestarikan tradisi, budaya, dan lingkungan.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Sahabat Cipta Dollaris Riauaty (Waty) Suhadi menyampaikan, dengan penggunaan label Indikasi Geografis, para pembeli garam Amed memperoleh jaminan kualitas, keaslian, dan ketelusuran produk. “Ini merupakan nilai tambah bagi dunia usaha produk tradisional Indonesia. Garam Amed Bali berpotensi untuk memasuki pasar ekspor di Eropa. Saat ini, Garam Amed Bali sedang dalam proses pendaftaran IG di Swiss,” ucapnya.
“Melalui penyelenggaraan Festival Garam Amed ini, diharapkan promosi, pemasaran, dan penjualan garam Amed meningkat, masyarakat petani garam pun semakin giat berproduksi, dan kearifan lokal garam tradisional Amed terjaga. Amed Bali tidak hanya dikenal sebagai tempat tujuan wisata alam laut namun juga tempat asal salah satu garam terbaik di dunia,” papar Ketua DPRD Kabupaten Karangasem, I Gede Dana.
Acara ini dapat terselenggara tidak terlepas dari dukungan sponsor yang menaruh perhatian terhadap pengembangan UMKM untuk kesejahteraan masyarakat, yaitu Bank BRI sebagai sponsor utama, PT Rekayasa Industri, dan PT Lokale Indonesia Agri, serta para donatur yakni Bapak Ririek Adriansyah, Hotel Amed Dream, PLUS, Restoran Blue Earth Village, Warung Enak, Amed Resto, the Griya, dan Amed Café.
Secara khusus, sebagai sponsor utama, Bank BRI bangga menjadi bagian dari acara ini dan memiliki kepentingan terhadap pengembangan usaha UMKM local khususnya garam Amed, sesuai dengan misinya, yaitu mengutamakan pelayanan pada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.
Untuk ke depannya, Bank BRI akan melakukan implementasi LinkAja di Amed Salt Center. BRI berharap dengan dihadirkannya LinkAja ini dapat turut ikut andil dalam langkah meningkatkan pemasaran Garam Amed melalui pembayaran secara elektronik. Selain melalui LinkAja, garam Amed juga bisa diperoleh dengan pembayaran non tunai melalui mesin EDC yang disediakan di lokasi acara. (*)
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More
Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More
Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More
Jakarta - Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Senin, 23 Desember… Read More
Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) buka suara terkait dengan transaksi Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS)… Read More