Categories: Perbankan

BRI Berminat Lakukan Revaluasi Aset

Jakarta–PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) berniat melakukan revaluasi aset tahun ini. Pasalnya, sesuai ketentuan baru dalam Paket Kebijakan V, Pemerintah menjanjikan keringanan pajak penghasilan (PPh) hingga 3% jika dilakukan tahun ini.

“Kita ambil momentum kalau bisa dapat 3% dengan harapan bisa menaikkan CAR kita,” kata Direktur Utama BRI Asmawi Syam di Jakarta, Senin 26 Oktober 2015.

Asmawi mengatakan, secara kasar dengan melakukan revaluasi aset Perseroan bisa menaikkan hingga 200% nilai aset tetapnya. Kenaikan yang cukup signifikan itu menurutnya karena selama ini Perseroan belum pernah melakukan revaluasi aset. Meski begitu, BRI tak akan terburu-buru melakukan revaluasi aset, proses appraisal, lanjutnya akan dilakukan oleh konsultan.

“Kita bisa melakukan penilaian atau appraisal caranya ada dua, dengan konsultan atau pakai NJOP (Nilai Jual Obyek Pajak). Kalau mau cepat pakai NJOP, tapi jangan-jangan bisa lebih rendah atau lebih tinggi, ntar kita kerja dua kali,” tambahnya.

Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) RI Nomor 191/PMK.010/2015 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap untuk Tujuan Perpajakan bagi Permohonan yang Diajukan pada tahun 2015 dan tahun2016. Dalam aturan tersebut disebutkan perusahaan yang sudah memperoleh penetapan penilaian kembali aktiva tetap oleh kantor jasa penilai publik atau ahli penilai, yang memperoleh izin dari pemerintah, dan melunasi pajak penghasilan, sampai dengan 31 Desember 2015, dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) yang bersifat final sebesar 3%.

Sementara, perusahaan yang sudah memperoleh penetapan penilaian kembali aktiva tetap oleh kantor jasa penilai publik atau ahli penilai, yang memperoleh izin dari pemerintah, dan melunasi pajak penghasilan, dari 1 Januari 2016 sampai dengan 30 Juni 2016, dikenakan PPh yang bersifat final sebesar 4%. Sedangkan, perusahaan yang sudah memperoleh penetapan penilaian kembali aktiva tetap oleh kantor jasa penilai publik atau ahli penilai, yang memperoleh izin dari pemerintah, dan melunasi pajak penghasilan, dari 1 Juli 2016 sampai dengan 31 Desember 2016, dikenakan PPh yang bersifat final sebesar 6%. (*) Ria Martati

Paulus Yoga

Recent Posts

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

4 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

5 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

6 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

7 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

16 hours ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

17 hours ago