Moneter dan Fiskal

BPS Ungkap Penyebab Garis Kemiskinan Sulit Turun

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan penyebab garis kemiskinan di Indonesia sulit menurun. Plt. Sekretaris Utama BPS Imam Machdi menyebutkan penahanan penurunan tingkat kemiskinan dipengaruhi oleh harga komoditas pokok yang terus melonjak.

Imam menyebutkan beberapa komoditas pokok selama Maret 2023 – Maret 2024 mengalami kenaikan di antarannya, beras mengalami kenaikan 20,07 persen, telur ayam ras 11,56 persen dan cabai merah 45,95 persen.

“Kenaikan harga beberapa komoditas pokok ini tentu memengaruhi tingkat konsumsi dan pengeluaran masyarakat yang tercermin dari angka kemiskinan,” ungkap Imam dalam Rilis BPS, Senin, 1 Juli 2024.

Baca juga: Masa Kerja Tinggal 5 Bulan, Jokowi Hanya Mampu Turunkan Kemiskinan 2,22 Persen 

Imam merinci, garis kemiskinan pada Maret 2024 sebesar Rp582.932 atau naik 5,90 persen, dibandingkan Maret 2023. Sedangkan, berdasarkan wilayah, pada Maret 2024 garis kemiskinan perkotaan sebesar Rp601.87 atau lebih tinggi dari pada garis kemiskinan di perdesaan, yakni Rp556.874.

“Jika dilihat perubahannya kenaikan garis kemiskinan perkotaan dari Maret 2023 ke Maret 2024, yaitu sebesar 5,72 persen atau lebih rendah dari kenaikan garis kemiskinan perdesaan sebesar 6,06 persen,” jelasnya.

Baca juga: Tingkat Kemiskinan 2024 Diprediksi Turun, INDEF Ungkap Pendorongnya

Berdasarkan komponen pembentuknya, peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan bukan komoditas makanan. Pada Maret 2024, peranan komoditas makanan mencapai 74,44 persen, sementara komoditas bukan makanan sebesar 25,56 persen terhadap garis kemiskinan.

Berdasarkan data BPS, pada Maret 2024 penduduk miskin Indonesia sebesar 9,03 persen atau sekitar 25,22 juta orang, menurun sebesar 0,33 persen poin atau turun 0,68 juta orang bila dibandingkan Maret 2023. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Jelang Akhir Pekan, IHSG Ditutup Menghijau ke Level 7.195

Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Jumat, 22 November 2024, ditutup… Read More

4 mins ago

BI Catat DPK Tumbuh 6 Persen per Oktober 2024, Ditopang Korporasi

Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More

14 mins ago

Apindo Tolak Kenaikan PPN 12 Persen: Ancam Daya Beli dan Pertumbuhan Ekonomi

Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More

36 mins ago

BI Laporkan Uang Beredar Oktober 2024 Melambat jadi Rp9.078,6 Triliun

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar (M2) tetap tumbuh. Posisi M2 pada Oktober 2024 tercatat… Read More

1 hour ago

IIF Raih Peringkat Gold Rank pada Ajang Penghargaan ASRRAT

Jakarta - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) kembali meraih peringkat "Gold Rank" dalam ajang Asia… Read More

2 hours ago

Hyundai New Tucson Mengaspal di RI, Intip Spesifikasi dan Harganya

Jakarta – Menjelang akhir 2024, PT Hyundai Motors Indonesia resmi merilis new Tucson di Indonesia. Sport Utility Vehicle (SUV)… Read More

2 hours ago