Moneter dan Fiskal

BPS Ungkap Faktor Melemahnya Pertumbuhan Ekonomi RI di Triwulan III-2023

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan faktor melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia atau Produk Domestik Bruto (BPS) yang sebesar 4,94 persen secara tahunan (yoy) pada triwulan III 2023.

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, pertumbuhan ini utamanya didorong oleh konsumsi rumah tangga. Namun tercatat konsumsi rumah tangga di triwulan III 2023 hanya tumbuh sebesar 2,63 persen yoy, atau melambat dibandingkan pada triwulan II-2023 yang tumbuh 5,51 persen.

Baca juga: Ekonomi Indonesia Tumbuh Melambat 4,94 Persen di Triwulan III-2023

Atas kondisi ini, pertumbuhan ekonomi di triwulan III 2023 pun ikut terdampak. “Kontribusi ini sebenarnya relatif kecil dibandingkan dengan triwulan lalu, karena konsumsi rumah tangga telah mencapai puncaknya di triwulan II,” ujar Amalia, dalam Rilis BPS di Jakarta, Senin 6 November 2023.

Amalia menjelaskan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tertinggi terjadi pada transportasi dan komunikasi, tercermin dari peningkatan penjualan sepeda motor dan penumpang angkutan rel, laut, dan udara, serta restoran dan hotel yang tercermin dari peningkatan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel.

Kemudian, Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga tumbuh positif yaitu sebesar 1,81 persen. Di dorong oleh kelompok barang modal bangunan, kendaraan, CBR, dan produk kekayaan intelektual.

“Pertumbuhan PMTB juga dipengaruhi oleh meningkatnya nilai konstruksi, peningkatan impor kendaraan berupa pesawat terbang dan kapal laut, serta belanja modal pemerintah tumbuh positif,” ungkapnya.

Baca juga: Ekonomi RI Sudah Siap Untuk Bertransformasi ke Arah Digital? Ini Jawabannya

Selain itu, konsumsi LNPRT (lembaga non profit rumah tangga) dengan sumber pertumbuhan sebesar 0,07 persen, didorong oleh peningkatan aktivitas partai politik menjelang Pemilu 2024.

Meski demikian, ekspor mengalami kontraksi, terutama komoditas nonmigas seperti bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, dan mesin/peralatan listrik, serta ekspor barang migas, seperti gas alam, hasil minyak dan minyak mentah.

Sedangkan ekspor jasa tumbuh positif, seiring peningkatan jumlah wisman dan devisa masuk dari luar negeri. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Irawati

Recent Posts

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

3 mins ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

2 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

2 hours ago

BTN Raih Sertifikat Predikat Platinum Green Building

Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More

2 hours ago

BI Catat DPK Tumbuh 6 Persen per Oktober 2024, Ditopang Korporasi

Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More

2 hours ago

Apindo Tolak Kenaikan PPN 12 Persen: Ancam Daya Beli dan Pertumbuhan Ekonomi

Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More

3 hours ago