Jakarta– Adanya kenaikan harga BBM non-subsidi pada Sabtu, 24 Februari 2018 lalu dikhawatirkan akan meningkatkan angka inflasi pada tahun 2018.
Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Yunita Rusanti setelah menghadiri konferensi pers perkembangan Indeks Harga Konsumen (Inflasi) di kantor pusat BPS Jakarta. Dirinya menyebutkan, Pertamina harus berhati-hati untuk melakukan penyesuaian harga.
“Pada Februari 2018 saja kenaikan harga BBM telah memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,02 persen. Jika beberapa waktu mendatang harganya kembali naik, maka dampaknya terhadap inflasi akan semakin besar,” ungkap Yunita di Kantor Pusat BPS Jakarta, Kamis 1 Maret 2018.
Baca juga: BI Antisipasi Tekanan Inflasi Akibat Kenaikan Harga BBM
Dirinya menilai, walau telah terjadi kenaikan harga minyak dunia namun pemerintah telah memastikan untuk tidak menaikan harga premium. Sebagaimana diketahui, hingga Minggu ini saja tren kenaikan harga minyak dunia yang menyentuh USD60 hingga USD 65 per barel.
“Kita lihat saja, kalau bulan depan ada kenaikan ya otomatis termonitor di inflasi. Akan tergambar kalau bulan depan naik lagi. Kan harga BBM naik terus,” tukas Yunita. (*)
Jakarta - Perusahaan pembiayaan PT Home Credit Indonesia (Home Credit) terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan… Read More
Jakarta - Hilirisasi nikel di Pulau Obi, Maluku Utara membuat ekonomi desa sekitar tumbuh dua… Read More
Jakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mendukung langkah Induk Koperasi Unit Desa (Inkud)… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) untuk pertama kalinya menggelar kompetisi Runvestasi pada… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi tanggapan terkait penutupan Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO), dengan dukungan dari Otoritas… Read More