Ilustrasi: Harga beras selama Oktober 2025 turun. (Foto: istimewa)
Poin Penting
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan rata-rata harga beras mengalami penurunan pada seluruh tingkat, baik penggilingan, grosir, hingga eceran pada Oktober 2025. Namun, secara tahunan rata-rata harga beras meningkat.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menyatakan secara historis, dalam lima tahun terakhir, beras mengalami inflasi di Oktober pada 2022 dan 2023. Sedangkan pada Oktober 2021, 2024, dan 2025 mengalami deflasi.
“Deflasi beras secara bulanan (mtm) di Oktober 2025 ini lebih dalam dibandingkan September 2025,” kata Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, dalam Rilis BPS, Senin, 3 November 2025.
Baca juga: Neraca Perdagangan Indonesia Surplus USD4,34 Miliar pada September 2025
Dia menyatakan secara umum, 23 Provinsi mengalami deflasi, 3 Provinsi stabil, dan 13 Provinsi mengalami inflasi.
Kata Pudji, rata-rata harga beras dipenggilingan pada Oktober 2025 secara total turun 0,54 persen secara bulanan, tetapi naik sebesar 5,62 persen yoy.
Dia melanjutkan, untuk beras kualitas premium mengalami penurunan harga sebesar 0,71 persen mtm, namun naik 4,96 persen secara yoy. Harga beras kualitas medium juga menurun 0,46 persen mtm dan naik 6,13 persen secara tahunan.
Selain itu, beras di tingkat grosir pada Oktober 2025 terjadi deflasi sebesar 0,18 persen mtm, tetapi mengalami inflasi 5,26 persen secara tahunan (yoy).
Harga beras grosir menjadi sebesar Rp14.264 per kilogram, turun tipis dibandingkan bulan sebelumnya Rp14.290 per kilogram.
Baca juga: BPS: Ekspor RI Naik 8,14 Persen pada Periode Januari-September 2025
Di tingkat eceran, deflasi beras terjadi sebesar 0,27 persen mtm dan mengalami inflasi 3,86 persen yoy, atau menjadi sebesar Rp15.341 per kilogram, dibandingkan Agustus 2025 Rp15.383 per kilogram.
Adapun harga beras yang disampaikan merupakan rata-rata harga beras yang mencakup berbagai jenis kualitas dan juga mencakup seluruh wilayah di Indonesia. (*)
Editor: Galih Pratama
Poin Penting PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan kolaborasi lintas sektor (pemerintah, dunia usaha, investor,… Read More
Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More
Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More
Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More
Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More
Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More