Moneter dan Fiskal

BPS Catat Inflasi November 2024 Sebesar 0,30 Persen

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada November 2024 inflasi sebesar 0,30 persen secara bulanan (mtm).

Sedangkan, tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2024 terhadap November 2023) tercatat 1,55 persen dan tingkat inflasi tahun kalender (November 2024 terhadap Desember 2023) sebesar 1,12 persen.

“Tingkat inflasi November 2024 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya, tetapi masih lebih rendah jika dibandingkan November 2023,” ujar Plt. Kepala BPS Amalia Widyasanti di Jakarta, Senin, 2 Desember 2024.

Penyumbang inflasi terbesar pada November 2024 berdasarkan kelompok pengeluaran adalah makanan, minuman dan tembakau dengan inflasi sebesar 0,78 persen mtm dengan andil 0,22 persen.

“Komoditas yang mendorong inflasi pada kelompok ini adalah bawang merah dan tomat yang masing-masing memberikan andil inflasi sebesar 0,10 persen,” jelasnya.

Baca juga: BPS Catat IPM Indonesia di 2024 Naik jadi 75,08, Umur Harapan Hidup Bertambah

Adapun komoditas yang memberikan andil inflasi antara lain, emas perhiasan dengan andil 0,04 persen, daging ayam ras dan minyak goreng dengan andil 0,03 persen.

Kemudian, bawang putih, ikan segar, sigaret kretek mesin dan tarif angkutan udara serta kopi bubuk memberikan andil inflasi masing-masing sebesar 0,01 persen.

Selanjutnya, sebaran inflasi bulanan menurut wilayah, terdapat 33 provinsi mengalami inflasi, sedangkan 5 provinsi lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Papua sebesar 1,41 persen. Sedangkan deflasi terdalam terjadi di Provinsi Sulawesi Barat sebesar 0,17 persen.

Amalia menyebutkan, berdasarkan komponen, inflasi yang terjadi pada November 2024 adalah sebesar 0,30 persen yang utamanya didorong oleh inflasi komponen bergejolak.

Secara rinci, komponen inti mengalami inflasi sebesar sebesar 0,17 persen dengan andil sebesar 0,11 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil terhadap inflasi komponen inti adalah emas perhiasan, minyak goreng, dan kopi bubuk.

Baca juga: Tekan Inflasi Medis, OJK Rumuskan Aturan Batasan Klaim Asuransi Kesehatan

Selanjutnya, komponen harga yang diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 0,12 persen dengan andil inflasi sebesar 0,02 persen. Penyumbang utama deflasi komponen harga diatur pemerintah adalah sigaret kretek mesin (SKM) dan tarif angkutan udara.

Sedangkan, komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 1,07 persen dengan andil inflasi 0,17 persen. Penyumbang utama inflasi tersebut adalah bawang merah, tomat, daging ayam ras, bawang putih, dan ikan segar. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

14 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

15 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

15 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

16 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

16 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

19 hours ago