Ekonomi dan Bisnis

BPDP Kemenkeu Genjot Peremajaan 5.000 Hektare Perkebunan Kakao Nasional

Poin Penting

  • BPDP Kemenkeu target peremajaan 5.000 ha kakao nasional pada 2026, fokus di Jawa Timur, Bali, dan Yogyakarta.
  • Peremajaan menyesuaikan ketersediaan bibit, regulasi, dan legalitas lahan, serta kesiapan petani mengikuti program sukarela.
  • Perkebunan kakao Indonesia luas 1,3 juta ha dengan produksi 180–200 ribu ton per tahun, menyumbang pajak dan bea keluar signifikan bagi APBN

Bali – Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kementerian Keuangan menargetkan peremajaan 5.000 hektare perkebunan kakao secara nasional pada 2026. Program ini ditujukan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kakao Indonesia.

“Sentra kakao itu di antaranya Jawa Timur, Bali dan Yogyakarta,” ujar Kepala Divisi Umum BPDP, Adi Sucipto, dalam Kunjungan Kerja Media “Kontribusi Kakao untuk APBN dan Perekonomian Nasional”, di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Senin, 24 November 2025.

Baca juga: Asei Dukung Pelaku Usaha Kopi dan Kakao Jabar Rambah Pasar Filipina  

Adi menambahkan bahwa realisasi target nasional menyesuaikan ketersediaan bibit kakao dan regulasi yang tengah digodok Kementerian Pertanian. Legalitas lahan dan kesiapan petani untuk mengikuti program sukarela juga menjadi faktor kunci.

“Tapi, kami ingin ada kepastian bahwa lahan mereka itu clean and clear,” lanjut Adi.

BPDP juga mendorong pendirian tempat pembenihan baru untuk mendukung ketersediaan bibit kakao yang berkualitas dan memenuhi standar nasional.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Dewan Kakao Indonesia, Soetanto Abdoellah, menyebut luas perkebunan kakao Indonesia mencapai sekitar 1,3 juta hektare, dengan 99 persen dikelola oleh rakyat.

Baca juga: LPEI Dorong Peningkatakn Ekspor Biji Kakao dari Desa Nglanggeran

Produksi biji kakao nasional diperkirakan mencapai 180 ribu–200 ribu ton per tahun, menurut data Organisasi Internasional Kakao (ICCO).

Dari sisi ekonomi, sektor kakao memberikan kontribusi signifikan bagi APBN. Pada 2024, pajak dari kakao mencapai Rp3,7 triliun dan bea keluar Rp240 miliar.

Tahun 2025, realisasi bea keluar periode Januari–September tercatat Rp150,7 miliar, dan pungutan ekspor yang berlaku sejak 22 Oktober 2025 sudah mencapai Rp48,8 juta. (*)

Yulian Saputra

Recent Posts

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

31 mins ago

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI, Bukti Peran Strategis dalam Stabilitas Ekonomi RI

Poin Penting Bank Mandiri raih 5 penghargaan BI 2025 atas kontribusi di makroprudensial, kebijakan moneter,… Read More

41 mins ago

Segini Kekayaan Menhut Raja Juli Antoni yang Diminta Mundur Anggota DPR

Poin Penting Menhut Raja Juli Antoni dikritik keras terkait banjir dan longsor di Sumatra, hingga… Read More

59 mins ago

DJP Tunjuk Roblox dan 4 Perusahaan Digital Jadi Pemungut PPN, Ini Rinciannya

Poin Penting Roblox resmi ditunjuk DJP sebagai pemungut PPN PMSE, bersama empat perusahaan digital lainnya.… Read More

1 hour ago

ASII Gairahkan Pasar Otomotif Nasional Lewat Astra Auto Fest 2025

Poin Penting ASII membuka Astra Auto Fest 2025 di BSD sebagai upaya mendorong pasar otomotif… Read More

2 hours ago

BEI Tekankan Kolaborasi dan Tanggung Jawab Bersama Bangun Masa Depan Hijau

Poin Penting PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan kolaborasi lintas sektor (pemerintah, dunia usaha, investor,… Read More

2 hours ago