Moneter dan Fiskal

Bos OJK Tetap Pede, Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen Bisa Tercapai

Jakarta – Otoritas Jasa keuangan (OJK) tetap optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 akan mencapai 5,2 persen, sesuai target pemerintah sebagaimana tercantum dalam APBN 2025.

“Kami sendiri tidak akan mengeluarkan suatu perkiraan dari tingkat pertumbuhan ekonomi. Tentu kami akan ikut bagaimana perkiraan dan penghitungan (pertumbuhan ekonomi) yang dilakukan oleh pemerintah,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, di Jakarta, Senin, 28 April 2025.

Mahendra menjelaskan OJK akan mencermati pertumbuhan atau kinerja di sektor industri keuangan di bawah pengawasan OJK, seperti tingkat pertumbuhan pembiayaan, kredit hingga tingkat kesehatan perbankan.

“Dalam konteks itu dapat kami laporkan bahwa sampai saat ini berdasarkan dialog, berdasarkan diskusi interaksi secara terkini update dari berbagai lembaga jasa keuangan yang ada dan industri keuangan yang ada kami belum memperoleh perakiraan mengenai pertumbuhan yang akan lebih rendah atau perubahan apapun,” jelasnya.

Baca juga: Lewat OJK Infinity 2.0, OJK Buka Peluang Pembiayaan via Tokenisasi

Sehingga, tambah Mahendra, OJK masih sejalan dengan berbagai perkiraan di industri keuangan untuk tahun 2025 dan belum merevisi angka-angka tersebut.

“Tentu kita akan lihat terus ke depan berdasarkan realisasi dari kinerja di angka-angka tadi itu, bukan hanya berdasarkan konteks perakiraan pertumbuhan ekonomi,” tandasnya.

Proyeksi Pertumbuhan di Sektor Keuangan

Adapun OJK memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan tumbuh di kisaran 9-11 persen dan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh 6-8 persen. Kemudian, penghimpunan dana di pasar modal diperkirakan mencapai Rp220 triliun.

Piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan diperkirakan tumbuh 8-10 persen, aset asuransi 6-8 persen, aset dana pensiun tumbuh 9-11 persen, dan aset penjaminan diperkirakan tumbuh 6-8 persen.

Baca juga: OJK Harap Negosiasi Indonesia-AS Dapat Jaga Pertumbuhan Asuransi Marine Cargo

Seperti diketahui, Bank Indonesia (BI) mulai ragu akan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dimana BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 akan sedikit berada di bawah titik tengah kisaran 4,7–5,5 persen.

Gubernur BI, Perry Warjiyo menjelaskan bahwa perkiraan tersebut disebabkan oleh dampak langsung kebijakan tarif Trump yang menurunkan ekspor Indonesia ke AS, dan dampak tidak langsung dari penurunan permintaan ekspor dari mitra dagang lain, terutama China.

“Kebijakan tarif resiprokal AS dan langkah retaliasi yang ditempuh China, dan kemungkinan dari negara lain, dinilai dapat memengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Perry dalam Konferensi Pers RDG, Rabu, 23 April 2025. (*)

Editor: Yulian Saputra

Irawati

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

5 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

6 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

6 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

8 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

8 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

10 hours ago