Perbankan

Bos OJK Soroti Dividen Pay Out Perbankan yang Terlalu Besar

Jakarta – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar menyoroti rasio dividen pay out di sektor perbankan yang terlalu besar. Sehingga, hal ini dapat membatasi kemampuan bank untuk melakukan investasi, mendukung transformasi dan inovasi digital.

“Serta juga untuk memperkuat sistem perbankan dari serangan siber, pengembangan SDM maupun membentuk CKPN yang memadai dalam menjaga proses exit dari restukturisasi dari pandemi secara mulus,” ujar Mahendra dalam Rapat Umum Anggota IBI 2023, Selasa 4 Juli 2023.

Terlebih, Mahendra melanjutkan, hal tersebut terjadi di tengah risiko yang ditimbulkan oleh gejolak bank diberbagai negara seperti di Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Untuk itu, Mahendra mengimbau sektor perbankan untuk tetap berdaya tahan dalam menghadapi tantangan kedepan. Dengan melakukan langkah-langkah penguatan dari sisi manajemen risiko, adaptasi teknologi dan peningkatan kualitas SDM.

“Gejolak perbankan di beberapa negara pada Maret 2023 lalu, memberikan pelajaran berharga akan pentingmnya manajemen risiko dalam penerapan prinsip kehati-hatian  serta vulnerabilitas yang dapat menggangu sistem perbankan yang muncul dan bersumber dari segala arah,” pungkasnya.

Baca juga: OJK Sanksi 24 Pelaku Pasar Modal, Dendanya Capai Rp11,03 Miliar

Lebih lanjut, potensi kerentanan baik dari aspek concentration risk, market risk dan liquidity risk perlu di mitigasi secara menyeluruh agar tidak menimbulkan riak-riak yang justru dapat memberikan pemburukan lebih dalam di sektor perbankan.

“Untuk itu kami harapkan perbankan dapat terus mempertajam managemen risiko terutama yang bersifat forward looking seperti stress testing terhadap episode takanan yang dapat muncul di masa mendatang,” imbuh Mahendra. 

Seperti diketahui, hingga Mei 2023 pertumbuhan kredit perbankan naik sebesar 9,93% yoy menjadi Rp6.577 triliun, didorong pertumbuhan kredit investasi 12,69%. Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Mei 2023 melambat menjadi 6,55% yoy, dibandingakan April 2023 sebesar 6,82% yoy atau sebesar Rp8.007 triliun.

Kemudian, Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) naik masing-masing menjadi 123,27%) dan 27,52%. Kualitas kredit masih terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,77% dan NPL gross: 2,52%. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Irawati

Recent Posts

Duh! Marak Anak Muda Nunggak Paylater hingga Sulit Akses KPR dan Dapat Kerja, Ini Pesan OJK

Balikpapan - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa… Read More

2 hours ago

Bibit Edukasi Publik Soal Pasar Modal Lewat Art Jakarta 2024

Jakarta - PT Bibit Tumbuh Bersama (Bibit.id) ikut berpartisipasi dalam Art Jakarta 2024 yang diadakan… Read More

15 hours ago

Jadi Official Banking, Bank Saqu Hadirkan Beragam Hiburan dengan Edukasi Keuangan di Synchronize Festival 2024

Jakarta - Bank Saqu, layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta menegaskan komitmen untuk… Read More

15 hours ago

Prudential Syariah Luncurkan PRUCritical Amanah, Intip Tiga Manfaat Utamanya

Jakarta – PT Prudential Sharia Life Assurance (Prudential Syariah) meluncurkan produk teranyar yakni PRUCritical Amanah. Asuransi… Read More

15 hours ago

Portal Aksesi OECD Jadi Fondasi untuk Penerapan Birokrasi Berstandar Internasional

Jakarta - Pemerintah mempercepat upaya Indonesia menjadi anggota penuh Organisation for Economic Co-operation and Development… Read More

18 hours ago

8 Perusahaan Asuransi Berada dalam Pengawasan Khusus OJK

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan hingga akhir September 2024 masih terdapat delapan perusahaan… Read More

19 hours ago