Jakarta – Miss selling menjadi salah satu momok dalam penjualan asuransi unit link. Sebagian agen maupun pembeli dinilai belum benar-benar memahami unit link. Jadi, jangan heran bila banyak kasus bermunculan dari produk tersebut.
Basuki Agus, Direktur Utama PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk (JMA Syariah), mengatakan sejauh ini pihaknya tidak menawarkan produk unit link. Kendala pemahaman masyarakat terhadap produk unit link masih jadi pertimbangan tersendiri bagi perseroan.
“Kalau kita jual produk unit link pemahaman masyarakat mengatakan itu produk investasi, sementara itu visinya produk risiko. Takutnya terjadi miss selling lebih dominan dan itu menjadi persoalan bagi kita, makanya kita tidak punya produk unit link,” ujar Basuki di sela-sela Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RPUST) Tahun Buku 2022 JMA Syariah di Jakarta, Senin, 26 Juni 2023.
Oleh karenanya, lanjut Basuki, dalam kurun tiga sampai empat tahun ke depan, pihaknya tak memiliki rencana untuk menghadirkan produk unit link.
“Sekarang mereka (perusahaan asuransi) yang punya produk unit link balik lagi jual produk-produk yang preminya Rp20 ribu – Rp25 ribu, artinya mereka sulit juga menjual unit link,” kata Basuki.
Hal ini tercermin dari performa bisnis produk unit link. Menurut Basuki, saat ini portofolio new bisnis unit link di industri asuransi mengalami penurunan. Ini yang mengakibatkan sebagian dari perusahaan asuransi beralih mengandalkan produk-produk yang sudah diperbaharui dengan melanjutkan premi lama.
“Mungkin dulu asumsinya preminya gede-gede. Mungkin 20%, 15%, 10%. Kenyataannya sekarang (unit link) pasar modal paling 3% dan deposito 3,5%. Artinya itu juga ada pengaruhnya,” jelas Basuki.
Saat ini, JMA Syariah fokus memasarkan produk asuransi kumpulan dan individu. Khusus untuk produk individu, pihaknya baru mengembangkannya pada pertengahan tahun lalu.
“Kita tahu untuk mengembangkan individu butuh waktu, karena kita baru mulai mempersiapkan produk di pertengahan semester dua tahun 2022. Sejauh ini memang yang paling dominan masih pembiayaan dan kesehatan,” ujar Basuki.
Selama 2022, JMA Syariah telah mencatatkan laba bersih Rp1,5 miliar. Naik 16,91% dibanding tahun sebelumnya, yakni Rp1,28 miliar.
Raihan laba perusahaan tersebut ditopang oleh pendapatan kontribusi yang tumbuh 38,59% year-on-year (yoy) dari Rp100,64 miliar pada 2021, menjadi Rp139,48 miliar pada 2022.
Dari sisi aset pun terus tumbuh, sepanjang 2022 JMA Syariah mencatatkan aset Rp293,11 miliar. Angka ini naik 17,69% yoy dari yang sebelumnya Rp249,05 miliar. (*)
Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More
Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More