News Update

Bos Infobank Ajak Industri Keuangan Gencar Mitigasi Serangan Siber “Tuyul Digital”

Poin Penting

  • Risiko siber di industri keuangan kian meningkat, dengan kerugian mencapai sekitar Rp6 triliun pada 2024, menurut riset Infobank.
  • Sinergi lintas sektor keuangan—perbankan, asuransi, multifinance, hingga pasar modal—dinilai krusial untuk memperkuat mitigasi risiko siber.
  • Infobank Digital menggelar seminar “When Security Becomes The Greatest Risk In Financial Industry” yang dihadiri regulator dan pelaku industri untuk membahas strategi menghadapi ancaman siber.

Jakarta – Chairman Infobank Media Group, Eko B. Supriyanto menyoroti kekhawatiran industri keuangan terkait dengan risiko siber yang makin mengerikan di tengah era digitalisasi yang terus berkembang.

Menurut Eko B. Supriyanto, dalam memitigasi risiko siber diperlukan sinergi lintas sektor keuangan, seperti perbankan, asuransi, multifinance, hingga pasar modal dalam memitigasi risiko siber.

Berangkat dari hal tersebut, Infobank Digital yang merupakan bagian dari Infobank Media Group menggelar acara bertajuk ‘When Security Becomes The Greatest Risk In Financial Industry’ di Jakarta, 20 November 2025.

Baca juga: Jadi Sasaran Utama Serangan Siber, BEI dan Anggota SRO Lakukan Jurus Ini

“Kami menghadirkan pembicara bagaimana memitigasi risiko, bagaimana persoalan ini bisa kita laksanakan. Tidak bisa saling menyalahkan,” ucap Eko B. Supriyanto dalam sambutannya.

Dia melanjutkan, dalam riset yang dilakukan oleh Infobank tecatat bahwa kerugian akibat risiko siber secara nominal telah mencapai Rp6 triliun pada 2024.

“Kami dua hari ini juga membuat suatu research mengenai cyber risk. Secara kasar, secara nominal, tahun 2024, paling tidak sudah Rp6 triliun, itu sudah kabur, pergi diambil oleh tuyul digital,” jelasnya.

“Nah mari kita jaga sama-sama rumah kita agar kita bisa membangun industri keuangan sehingga financial depending di ekonomi makro bisa lebih dalam, sehingga jauh dari pada guncangan krisis,” tambahnya.

Baca juga:  Kolaborasi Industri Jadi Kunci Hadapi Ancaman Siber, Ini Kata BI

Sebagai informasi, seminar tersebut dihadiri Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi dan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman.

Selain itu, hadir juga Direktur Information Technology PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), Toto Prasetio, hingga Direktur PT BRI Danareksa Sekuritas, Fifi Virgantria. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

BAKN DPR Minta Aturan Larangan KUR bagi ASN Ditinjau Ulang, Ini Alasannya

Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More

8 mins ago

IHSG Sesi I Ditutup Menguat ke 8.655 dan Cetak ATH Baru, Ini Pendorongnya

Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More

1 hour ago

Konsumsi Produk Halal 2026 Diproyeksi Tumbuh 5,88 Persen Jadi USD259,8 Miliar

Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More

2 hours ago

Menteri Ara Siapkan Ratusan Rumah RISHA untuk Korban Banjir Bandang Sumatra, Ini Detailnya

Poin Penting Kementerian PKP tengah memetakan kebutuhan hunian bagi korban banjir bandang di Sumatra melalui… Read More

3 hours ago

Livin’ Fest 2025 Resmi Hadir di Bali, Bank Mandiri Dorong UMKM dan Industri Kreatif

Poin Penting Livin’ Fest 2025 resmi digelar di Denpasar pada 4-7 Desember 2025, menghadirkan 115… Read More

3 hours ago

Sentimen The Fed Bisa Topang Rupiah, Ini Proyeksi Pergerakannya

Poin Penting Rupiah berpotensi menguat didorong ekspektasi kuat pasar bahwa The Fed akan memangkas suku… Read More

4 hours ago