Teknologi

Bos IBM: AI Makin Diminati, Perbankan Paling Agresif

Jakarta – Berbagai sektor industri di Indonesia terus menjajaki pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Menurut survei perusahaan teknologi informasi, IBM, yang dirilis pada 2024, sebanyak 60 persen responden dari sektor korporasi di Indonesia telah berupaya menerapkan AI dalam operasional mereka.

Presiden Direktur IBM Indonesia, Roy Kosasih mengungkapkan, sektor yang paling banyak menggunakan teknologi AI adalah perbankan. Ia menjelaskan, perbankan memanfaatkan AI untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas di dua bidang utama.

“Pertama untuk mengecek kredit atau credit scoring. Jadi, di bagian marketing perbankan ketika mereka mau menawarkan suatu produk keuangan, mereka akan melihat itu, background calon peminjam seperti apa,” ujar Roy pada acara IBM Ramadan Gathering di Jakarta, Rabu, 12 Maret 2025.

Baca juga: Bos IBM Ungkap Sederet Tantangan Perusahaan RI Adopsi Teknologi AI

Sebelum teknologi AI digunakan, industri perbankan mendasarkan analisisnya pada histori calon nasabah, seperti riwayat pembayaran atau pelunasan pinjaman bulanan, jumlah saldo, hingga riwayat agunan.

Namun, setelah penerapan AI, pemrosesan credit scoring menjadi jauh lebih cepat. Dengan pembaruan data secara otomatis oleh AI, pihak perbankan dapat mengetahui rekam jejak calon peminjam secara lebih komprehensif dan terkini.

“Orang tidak tahu keadaan terakhir, hanya mengetahui sejarah yang lama, dia bisa membuat suatu keputusan yang salah. Namun, dengan memakai AI, credit points-nya itu akan disesuaikan dengan real time berdasarkan informasi terakhir yang ada di pasar,” jelas Roy.

Baca juga: Presiden Prabowo Minta THR Pekerja Swasta dan BUMN Paling Lambat Cair H-7 Lebaran

Selain itu, AI juga digunakan untuk memeriksa sejarah kontrak kredit dengan perusahaan tertentu.

“Dengan kata lain adalah legal assistance dan document search yang jauh lebih cepat dan akurat. Dua aspek domain pekerjaan itu yang paling banyak penerapan AI-nya di industri perbankan,” sebutnya.

Sektor Retail Menyusul di Posisi Kedua

Selain perbankan, sektor ritel menempati posisi kedua dalam penggunaan AI. Contohnya, e-commerce memanfaatkan AI untuk menganalisis dan mengumpulkan informasi terkait tren belanja konsumen.

“Anda lebih banyak belanja apa, belanja komestik misalnya. Kapan belanja komestiknya, apakah akhir bulan karena sudah gajian. Atau saat awal dan pertengahan bulan belanjanya ke hal lain, itu sudah membentuk suatu pola. Ketika kita masuk e-commerce, produk-produk tertentu itu yang banyak ditawarkan,” terang Roy.

“Dia menangkap kebiasaan kita, kebiasaan nge-chat, cari suatu barang. Anda nge-chat WA saja dengan teman (soal suatu produk), itu bisa ditangkap oleh e-commerce. Itulah lalu produk yang ditawarkan,” sambungnya. (*) Steven Widjaja

Yulian Saputra

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

10 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

11 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

11 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

13 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

13 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

16 hours ago