“Manufaktur itu nanti nggak ada. Sebentar lagi akan terjadi otomatisasi, robotik semua. Jadi tidak menciptakan lapangan pekerjaan. Facebook, Netflix tidak punya office di sini tapi dia bisa nyedot uang orang Indonesia dari Amerika sana,” kata Zaky.
Baca juga: Dana BPJS Ketenagakerjaan Bisa Bantu Pengembangan Teknologi
Setelah membangun teknologi, tambah Zaky, kemudian Indonesia harus membangun merek yang dapat diterima secara global, karena merk juga memiliki nilai tambah yang sangat luar biasa terhadap perekonomian.
“Kita beli Iphone itu mungkin karena mereknya. Dengan adanya Gojek, Traveloka, Bukalapak, itu jadi bukti kalau anak Indonesia bisa kok fokus di teknologi melawan perusahaan teknologi besar lainnya. Tinggal ada keberpihakan, dari negara ke anak-anak bangsa ini,” tegas Zaky. (*) Happy Fajrian
Page: 1 2
Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More
Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Jumat, 22 November 2024, ditutup… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar (M2) tetap tumbuh. Posisi M2 pada Oktober 2024 tercatat… Read More
Jakarta - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) kembali meraih peringkat "Gold Rank" dalam ajang Asia… Read More