Perbankan

Bos BRI Optimis Cetak Laba Rp40 Triliun di Akhir Tahun

Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, (BRI) optimis akan membukukan kinerja yang positif hingga akhir tahun. Direktur Utama Bank BRI Sunarso mengatakan, kinerja perseroan akan melanjutkan tren positif di akhir 2022 dengan menargetkan laba pada kisaran Rp40 triliun.

“Maka saya menjadi sangat optimis dan yakin seyakin yakinnya akhir tahun nanti BRI akan membukukan laba tidak kurang dari Rp40 triliun,” ujar Direktur Utama BRI, Sunarso dalam konferensi pers Public Expose di Jakarta, 14 September 2022.

Sunarso menambahkan, satu tahun setelah terbentuk Holding Ultra Mikro (UMi) pada pertengahan September 2021 lalu, BRI sebagai induk, bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) terbukti berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempercepat inklusi keuangan.

“Hingga akhir Agustus 2022 tercatat jumlah nasabah yang telah diintegrasikan ketiga entitas Holding UMi telah mencapai 23,5 juta nasabah dengan total outstanding pembiayaan mencapai sebesar Rp183,9 triliun. Tak hanya dari sisi pembiayaan, hingga Agustus 2022 integrasi layanan ketiga entitas atau co-location melalui Gerai Senyum sudah mencapai 1.003 lokasi, dari target awal sebanyak 978 lokasi,” imbuhnya.

Disamping itu, BRI berhasil menaik kelaskan 1,8 juta nasabah KUR Mikro ke Komersial di tahun 2021 dan di tahun 2022 diprediksikan nasabah yang berhasil dinaikkelaskan mencapai 2,2 juta nasabah.

BRI juga memiliki modal yang cukup untuk mendukung pertumbuhan bisnis ke depan. Sehingga akhir Juni 2022 CAR BRI berada diatas rata-rata industri atau dikisaran 25% dan dengan disiplin menjaga likuiditas yang optimum dengan fokus pada dana murah (CASA). Fokus BRI pada CASA dan Cost of Fund menjadikan rasio CASA BRI tercatat tertinggi dan COF terendah sepanjang sejarah.

Direktur Keuangan BRI, Viviana Dyah Ayu Retno K menyampaikan bahwa guidance yang telah dirancang perusahaan diantaranya pertumbuhan pinjaman hingga akhir tahun menargetkan sebesar 9-11% dan net interest margin (NIM) hingga akhir tahun ada di range 7,7-7,9%.

“Untuk cost of credit itu ada di 2,7-2,9% tentunya lebih rendah dari posisi pencapaian per Juni 2022, kemudian untuk pertumbuhan overheat cost growth masih ada di kisaran 6-8% sementara untuk npl masih akan ada di 2,8-3%,” ucap Viviana. (*) Khoirifa

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

14 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

14 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

15 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

16 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

16 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

17 hours ago