Keuangan

Bos BRI Life Ungkap 3 Tantangan Utama Industri Asuransi Jiwa di RI

Jakarta – Asuransi jiwa di Indonesia masih dihadapkan pada berbagai tantangan. Menurut Direktur BRI Life, Aris Hartanto, terdapat tiga masalah utama yang terus menghambat industri ini. Di antaranya, yakni ketidakpuasan pelanggan, reputasi negatif, dan kurangnya kepercayaan dari masyarakat.

Lebih lanjut dia menjelaskan,meskipun asuransi jiwa dirancang untuk memberikan perlindungan finansial kepada pemegang polis dan keluarganya, kenyataannya, banyak pelanggan merasa tidak puas dengan layanan yang diberikan.

“Proses klaim yang rumit dan memakan waktu sering kali menjadi penyebab utama ketidakpuasan ini,” ujar Aris dalam acara seminar OJK Institute, Selasa, 11 Juni 2024.

Baca juga: Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah di Kalangan Mahasiswa, BRI Life dan Universitas Lampung Lakukan Ini

Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terdapat 1.928 keluhan pelanggan terkait klaim asuransi hingga Kuartal I 2024. Angka ini menunjukkan bahwa masih banyak yang perlu diperbaiki dalam hal pelayanan dan manajemen klaim oleh perusahaan asuransi.

Selanjutnya, reputasi negatif juga menjadi kendala besar bagi perkembangan industri asuransi jiwa di Indonesia. Kasus penipuan, ketidaktransparanan dalam informasi produk, serta pengalaman buruk pelanggan terdahulu telah menciptakan citra negatif terhadap asuransi jiwa.

“Oleh karena itu, perusahaan asuransi perlu bekerja keras untuk membangun kembali kepercayaan publik dengan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas mereka,” imbau Aris.

Baca juga: Naik 7 Persen, Aset BRI Life Jadi Rp24,7 Triliun di Kuartal I 2024

Kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap asuransi jiwa adalah tantangan ketiga yang disoroti oleh Aris. Kepercayaan adalah fondasi utama dalam bisnis asuransi, dan tanpa kepercayaan dari masyarakat, sangat sulit bagi perusahaan asuransi untuk berkembang.

Untuk mengatasi tantangan ini, perusahaan asuransi jiwa di Indonesia perlu melakukan beberapa langkah strategis. Di antaranya, mereka harus memperbaiki proses klaim agar lebih cepat, transparan, dan efisien.

Kemudian kata dia, membangun reputasi positif melalui berbagai program edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya asuransi jiwa dan bagaimana cara memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Kemudian, perusahaan asuransi harus terus meningkatkan kualitas layanan pelanggan mereka.

“Dengan upaya yang konsisten dan komprehensif, diharapkan industri asuransi jiwa di Indonesia dapat mengatasi berbagai tantangan ini dan tumbuh lebih kuat di masa depan,” pungkas Aris. (*) Alfi Salima Puteri

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

PPN 12 Persen QRIS Dibebankan ke Pedagang, Siap-siap Harga Barang Bakal Naik

Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menegaskan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More

15 mins ago

IHSG Ditutup Naik 1,61 Persen, Dekati Level 7.100

Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin, 23 Desember 2024, ditutup… Read More

1 hour ago

Tok! Harvey Moeis Divonis 6,5 Tahun Penjara dalam Kasus Korupsi Timah

Jakarta - Terdakwa Harvey Moeis dinyatakan bersalah atas tindak pidana korupsi pada penyalahgunaan izin usaha… Read More

2 hours ago

440 Ribu Tiket Kereta Api Ludes Terjual, KAI Daop 1 Tambah Kapasitas untuk Libur Nataru

Jakarta - PT KAI (Persero) Daop 1 Jakarta terus meningkatkan kapasitas tempat duduk untuk Kereta… Read More

2 hours ago

Aksi Mogok Massal Pekerja Starbucks Makin Meluas, Ada Apa?

Jakarta – Starbucks, franchise kedai kopi asal Amerika Serikat (AS) tengah diterpa aksi pemogokan massal… Read More

3 hours ago

BRI Buka Layanan Operasional Terbatas Selama Libur Nataru, Cek Tanggalnya

Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) siap melayani kebutuhan nasabah seiring tingginya mobilitas… Read More

3 hours ago