Moneter dan Fiskal

Bos BI Ramal Dolar AS Bakal Melemah di Semester II 2024

Jakarta – Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyatakan bahwa dolar Amerika Serikat (AS) pada semester II 2024 akan melemah. Pelemahan ini sejalan dengan kebijakan AS yang akan mulai menurunkan suku bunga acuannya.

Hal tersebut tercermin dari inflasi yang diprediksi akan mulai menurun. Adapun per Januari 2024 inflasi AS berada di level 3,1 persen, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 3,4 persen.

“Oleh karena itu dolar masih tetap kuat untuk beberapa waktu. Tapi kita masih akan bisa melihat dolar akan melemah di semester kedua, ketika AS mengubah kebijakan-kebijakan mereka,” ujar Perry dalam Mandiri Investment Forum 2024, di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa, 4 Februari 2024.

Baca juga: Awal 2024, Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Melemah Tipis

Sejalan dengan pelemahan dolar, kata Perry, maka potensi ekspor RI akan melebar, meski belum di semua negara. Namun, untuk beberapa negara seperti India hingga Tiongkok dapat berpotensi memperkuat ekspor sebab adanya hilirisasi mineral dan komoditas di Indonesia.

“Tentu saja kita perlu tetap waspada dengan adanya ketidakpastian keuangan global. tetapi kita sudah melalui berbagai ketidakpastian ini, bahkan ketidakpastian global yang jauh lebih parah. Dan kita sudah berhasil menjalaninya. Tentu  saja arah kebijakan kita akan tetap jelas ke depannya terkait keberkelanjutan,” imbuhnya.

Sebelumnya, Perry mengatakan pada Februari 2024 nilai tukar rupiah terkendali yang didorong oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia. 

“Pada Januari 2024 melemah 2,43 persen, nilai tukar rupiah pada Februari 2024 hingga 20 Februari 2024 kembali menguat 0,77 persen point to point,” ujar Perry medio Februari lalu.

Baca juga: INDEF Ramal Nilai Tukar Rupiah 2024 di Kisaran Rp15.500 per Dolar AS

Perry menjelaskan, penguatan nilai tukar rupiah ini didorong oleh aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik, dikarenakan baiknya prospek ekonomi RI.

“Sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi yang tetap baik, dengan stabilitas yang terjaga dan imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik,” jelasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

9 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

9 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

10 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

11 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

12 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

12 hours ago