Moneter dan Fiskal

Bos BI Pede Nilai Tukar Rupiah Menguat di 2024

Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo memuji ketahanan, stabilitas, dan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mengesankan sepanjang 2023. Dengan pertumbuhan sekitar 5 persen pada 2023 dan tingkat inflasi terendah di dunia sebesar 2,61 persen, Indonesia berada di antara negara ekonomi terbaik di dunia.

“Itu adalah among the best 4 in the world. Yang hampir sama tingkat inflasi dengan Indonesia tuh Jepang, dia 2,6 persen,” ujarnya dalam acara Starting Year Forum 2024 yang digelar Infobank di Jakarta, Kamis (1/2).

Perry juga mengatakan, nilai tukar rupiah pada akhir Desember 2023 ditutup menguat sebesar 1,1 persen secara tahunan dibandingkan dengan akhir 2022.

Baca juga: BI Fokus Lakukan Ini Sebelum Turunkan Suku Bunga Acuan

Dia meyakinkan bahwa meskipun terjadi kenaikan dan penurunan, tren keseluruhan tetap stabil dan diperkirakan nilai tukar rupiah akan menguat di tahun ini.

“Selanjutnya kredit perbankan tumbuh 10,38 persen, dan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh sebesar 3,7 persen,” imbuhnya.

Kemudian, Perry juga menjelaskan bahwa DPK yang rendah dan persepsi likuiditas yang ketat adalah kesalahpahaman. Likuiditas, menurutnya, tidak hanya bergantung pada DPK tetapi melibatkan komposisi aset yang likuid, termasuk obligasi, yang menyusun 26,7 persen dari portofolio bank-bank.

Baca juga: Pertumbuhan Kredit Baru Diproyeksi Melambat di Awal Tahun, Analis Ungkap Penyebabnya

Dia pun menekankan bahwa bank tidak perlu sepenuhnya bergantung pada DPK untuk pendanaan. Sebaliknya, mereka dapat memanfaatkan aset likuid dalam obligasi dan instrumen lainnya, dengan bijak menjualnya untuk mendanai ekspansi kredit ketika diperlukan.

“Bank-bank ini punya banyak uang tapi tidak semua ditaruh kredit, karena belum saatnya. Sebagian ditaruh di alat likuid, termasuk di obligasi. Sewaktu-waktu SBN-nya bisa dijual untuk kemudian funding credit. Disebut alat likuid per DPK. Jumlahnya pinten? 26,7 persen, sehingga bank-bank yang akan ekspansi kredit, tidak harus depend on DPK,” jelas Perry. (*) Alfi Salima Puteri

Galih Pratama

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

13 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

13 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

14 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

15 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

16 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

16 hours ago