Moneter dan Fiskal

Bos BI Pastikan Instrumen SRBI Tak Bikin Perbankan Kekeringan Likuiditas

Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengklaim bahwa penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) tak menyebabkan crowding out di pasar keuangan dan perbankan. Pasalnya, SRBI memberikan bunga yang tinggi.

“Apakah terjadi crowding out? Jawabannya tidak. Dari sisi SRBI dan SBN, baik dari suku bunga dan juga lelangnya SBN untuk pembiayaan fiskal,” kata Perry dalam konferensi pers, dikutip, Kamis,18 Juli 2024.

Perry menjelaskan bahwa untuk imbal hasil atau yield SRBI untuk tenor 6, 9, dan 12 bulan per 12 Juli 2024 yang tercatat masing-masing 7,30 persen, 7,39 persen, dan 7,43 persen tidak memicu kondisi crowding out tersebut.

Baca juga: Bantu Stabilitas Rupiah, SRBI Tercatat Capai Rp666,53 Triliun

Sebagai informasi, crowding out merupakan terserapnya aliran dana dari pasar keuangan ke salah satu instrumen otoritas, sehingga likuiditas sulit diperoleh oleh pelaku pasar keuangan.

Perry menegaskan, pihaknya selalu berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan. Bahkan, BI akan menyerap Surat Berharga Negara (SBN) bila harga di pasar keuangan jatuh.

“BI sama Kemenkeu selalu koordinasi, kami pastikan kalau kenaikan yield lebih tinggi, kami akan beli di pasar sekunder supaya yield SBN tidak melebar bahkan stabil bahkan itu juga terjadi meskipun inflow kecil,” ungkapnya.

Perry bilang saat ini SBN sudah mulai masuk di pasar keuangan, meski belum konsisten. Sehingga, untuk menjaga stabilitas dalam jangka pendek, yield SRBI perlu sejalan dengan globar agar terjadi inflow.

Di sisi lain, Perry membantah adanya pengetatan likuiditas akibat adanya SRBI. Menurutnya, adanya SRBI dengan yield tinggi itu juga tak menyebabkan pengetatan likuiditas.

Pasalnya, likuiditas perbankan masih tinggi, tercermin dari data rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masih tercatat tinggi sebesar 25,36 persen.

“Apakah ini cukup? lebih dari cukup karena sepanjang history alat likuid per DPK (dana pihak ketiga) pada umumnya tidak akan lebih dari 15 persen, jadi lebih dari cukup,” imbuhnya.

Baca juga: Di Depan DPR, Bos BNI dan BTN Kompak Bilang Likuiditas Ketat

Sebagai informasi, BI mencatat hingga 15 Juli 2024 posisi instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) mencapai Rp775,45 triliun.

Adapun, Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI) juga masing-masing tercatat sebesar USD1,82 miliar dan USD267 juta.

Perry menyebut bahwa penerbitan SRBI telah mendukung aliran masuk portofolio asing ke dalam negeri, tecermin dari kepemilikan nonresiden yang mencapai Rp220,35 triliun atau 28,42 persen dari total outstanding. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

6 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

8 hours ago

Donald Trump Isyaratkan Akhiri Konflik Gaza Sebelum Biden Lengser

Jakarta - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengisyaratkan rencana untuk mengakhiri konflik yang berlangsung… Read More

22 hours ago

Allianz Catat Pertumbuhan GWP 10 Persen di November 2024, Segini Nilainya

Jakarta – PT Asuransi Allianz Utama Indonesia (Allianz Utama) mencatatkan pertumbuhan positif untuk Growth Written Premium atau GWP… Read More

23 hours ago

Stok Energi Primer Cukup, PLN Siap Pasok Listrik Andal Selama Nataru

Jakarta - PT PLN (Persero) memastikan keandalan pasokan listrik menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru… Read More

23 hours ago

Kualitas Aset Membaik, KB Bank Targetkan Peningkatan NII hingga 2,3 Persen di 2025

Jakarta– KB Bank mulai mencetak kinerja positif dengan perbaikan kualitas aset dan ekspansi portofolio kredit… Read More

23 hours ago