Perbankan

Bos BI Beberkan Biang Kerok DPK Perbankan Terus Melambat

Jakarta – Bank Indonesia (BI) membeberkan tingkat Dana Pihak Ketiga (DPK) yang melambat. Gubernur BI, Perry Warjiyo mengungkapkan ada beberapa hal yang menyebabkan penurunan DPK perbankan.

Salah satunya adalah adanya pergeseran instrumen investasi ke Surat Berharga Negara (SBN). Hal lainnya, disebabkan dari pendapatan atau penghasilan. Misalnya pada segmen korporasi yang memiliki pendapatan dari ekspor yang tinggi dikarenakan harga komoditas melonjak, namun saat ini sudah mulai melemah.

“Tapi sekarang dengan ekspor yang masih tumbuh tinggi tapi kan tidak setinggi dulu, itu kenapa tingkat pertumbuhan DPK di segmen korporasi mulai melambat,” ujar Perry dalam Konferensi Pers RDG, Kamis 21 Desember 2023.

Baca juga: Ditopang Sektor Ini, Kredit Perbankan November 2023 Tumbuh 9,74 Persen

Kemudian, lanjut Perry, di segmen tabungan kelompok bawah juga mulai melambat disebabkan karena banyaknya program sosial, yang mendorong belanja masyarakat. Namun, kata Perry, penurunan pada tabungan kelompok menengah disebabkan adanya pergeseran instrumen investasi, dari tabungan menjadi ke pembelian obligasi pemerintah.

“Di sini ada alternatif investasi lain, yang dulunya hanya di DPK di tabungan di perbankan, sekarang bisa beli SBN, ritel maupun investasi-investasi yang lain. Jadi komponennya di dalam neraca bank bukan lagi DPK tapi ke net claim to government, itu ada perpindahan-perpindahan,” ungkapnya.

Deputi Gubernur BI, Juda Agung menambahkan bahwa DPK yang melambat tidak akan memengaruhi penyaluran kredit. Pasalnya, likuiditas perbankan masih memadai, tercermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tetap terjaga tinggi, yaitu 26,04 persen di November 2023.

Sementara dari sisi kebijakan, perbankan masih mengoptimalkan likuiditas yang dimiliki. Di mana kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) yang diberikan oleh BI telah mendukung penyaluran kredit perbankan.

Baca juga: Genjot DPK, Bank BTN Incar Nasabah ‘Kakap’

“Di bulan November kemarin realisasinya cukup menggembirakan, itu ada tambahan likuiditas sebesar Rp193 triliun dibandingkan November sebelumnya sekitar Rp136 triliun. Ini perkembangan yang cukup menggembirakan,” kata Juda.

Seperti diketahui, pertumbuhan DPK tercatat sebesar 3,04 persen yoy pada November 2023, melemah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 3,43 persen.

Sedangkan, kredit mulai kembali meningkat, pada November  2023 tercatat sebesar 9,74 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya, yaitu 8,99 persen. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

1 hour ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

2 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

2 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

5 hours ago

Strategi Asuransi Tri Prakarta Perkuat Layanan bagi Nasabah

Poin Penting Tri Pakarta merelokasi Kantor Cabang Pondok Indah ke Ruko Botany Hills, Fatmawati City,… Read More

5 hours ago

Livin’ Fest 2025 Siap Digelar di Grand City Convex Surabaya, Catat Tanggalnya!

Jakarta - Bank Mandiri terus memperkuat dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah dengan menghadirkan Livin’ Fest… Read More

6 hours ago