Jakarta–Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menyambut baik keinginan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang mengharapkan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) turun dari posisi yang ada saat ini. Hal tersebut dinilai dapat mendorong industri semakin bergairah.
“Simple saja, kita kan tidak sendirian di dunia, kalau di dunia jarak antara rate dengan inflasi jaraknya negatif maksimum 2%, kenapa kita sendiri yang gede mencapai 3 persen,” kata Tito ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Kamis, 26 November 2015.
Memang, sebut Tito, BI memiliki sikap Independen dalam menentukan kebijakan. Tapi, paling tidak imbauan ini bisa diterima oleh BI. Agar jarak BI rate sama inflasi tidak terlalu jauh.
“Tahun 2012 bedanya cuma sekitar 2%. Namun ini independen si BI yah kita gak boleh ikut campur. Meskipun kita cuma imbau saja,” ungkapnya.
Dengan adanya penyesuaian BI Rate, dan kinerja emiten mendominasi sangat bagus di kuartal III-2015. Maka, diharapkan market pelan-pelan bisa naik sampai kuartal I-2016. Inilah yang diharapkan oleh pelaku pasar
(investor).
“Hari ini indeks hijau di 4.600 an. Kita memprediksi akan terjadi creating up. Selain menunggu BI rate dan
inflasi tidak beda jauh. Kita juga menunggu spending pemerintah sampai akhir tahun yang diharapkan bisa meningkat. Di samping dorongan dari hasil kuartal III 70% emiten masih menghasilkan profit,” tutup Tito. (*) Dwitya Putra
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More
Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More
Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More