Jakarta – Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) Jahja Setiaatmadja optimis peluang bisnis di tahun Pemilu 2024 akan tetap positif. Tercermin dari kinerja pertumbuhan kredit BCA yang sebesar 13,9 persen sepanjang 2023.
Dia pun menjelaskan, pertumbuhan kredit di kuartal IV 2023 terjadi lompatan yang signifikan sebesar 5,8 persen. Artinya hampir setengah dari pertumbuhan kredit BCA di 2023 terjadi di kuartal IV 2023, yang mana juga telah memasuki tahun Pemilu.
“Hampir separuh kenaikan kredit terjadi di kuartal terakhir, kita tahu Pemilu makin dekat. Meski, secara industri tidak terlampau besar. Tapi, di BCA sendiri demand untuk kredit itu cukup besar,” kata Jahaja dalam Konferensi Pers, dikutip 26 Januari 2024.
Baca juga: Top! Baru Diluncurkan Paylater BCA Sudah Salurkan Dana Hingga Ratusan Miliar
Selain itu, Jahja menyebut bahwa selama tahun 2023, kredit investasi pertumbuhannya lebih tinggi disbanding kredit modal kerja. Hal ini mengindikasikan bahwa pelaku bisnis lebih berani melakukan investasi dalam mengembangkan bisnisnya di Indonesia ke depan.
“Kredit investasi saya pikir itu jangka panjang, artinya mereka investasi sekarang untuk kedepan, ekpektasi, ini yang bagus. Meskipun tahun 2024 ternyata tahun politik bahkan awal tahun Februari, paling lama Juni kita sudah tahu opresiden berikutnya. Jadi menurut saya memang pertumbuhannya tidak sehebat saat tidak tahun Pemilu, tetapi cukup wajar,” ungkapnya.
Jahja juga menambahkan, bahwa pertumbuhan kredit industri secara keseluruhan di tahun 2023 mencapai sekitar 10 persen, dan bank-bank menetapkan target kredit tumbuh sebesar 8-10 persen untuk tahun 2024.
“Dengan loan growth sekitar 10% di industri dan sekarang bank secara umum mencatatkan target pertumbuhan kredit 8%-10%, dapat dikatakan bahwa scara bisnis tidak mengalami lonjakan terlalu tinggi, tetapi juga tidak negatif ataupun flat, tetap ada ekspektasi positif disitu,” jelas Jahja.
Meski demikian, tantangan perbankan saat ini adalah menyediakan kredit yang diperlukan oleh masyarakat dan pelaku bisnis.
Baca juga: Siap-Siap! Bos BCA Beri Sinyal Bakal Kerek Suku Bunga Kredit di Kuartal I 2024
“Kredit ada dua macam, untuk bisnis dan individu. Untuk kredit individu itu sangat sensitif (terhadap suku bunga), misal KPR kita adakan promo, interest nya diturunkan itu KKB langsung melonjak tinggi,” ujarnya.
Namun, hal ini tidak berlaku untuk kredit modal kerja yang tergantung dengan kinerja bisnis masing-masing.
“Kalau penjualan perusahaan meningkat, tentu penggunaan modal kerja kredit meningkat, kalau tidak dibutuhkan buat apa mereka ambil, malah buat bank juga takut adanya risiko,” ucapnya.
Untuk itu, bank akan terus melakukan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit, baik itu individu maupun bisnis. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra
Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More
Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More