Jakarta – Bank Indonesia kembali menaikan suku bunga acuannya sebesar 50 bps menjadi 4,75%. Presiden Direktur PT Bank Central Asia, Jahja Setiaatmadja mengatakan, pihaknya telah memprediksi kenaikan tersebut, bahwa kenaikan suku bunga acuan harus dilakukan karena The Fed telah menaikan suku bunganya hingga 300 bps.
“Secara likuiditas kenaikan suku bung aitu tidak akan menganggu. Melihat likuiditas dalam penyediaan rupiah saat ini masih cukup. transaksi antarbank juga masih normal dengan nilai transaksi harian Rp98 sampai Rp120 triliun,” kata Jahja.
Selain itu, kenaikan BI Rate dinilai akan berdampak positif terhadap rasio-rasio keuangan di BCA.
“Kenaiakan BI Rate buat BCA khususnya dari segi profit and loss lebih kearah positif. Kenapa? karena kita juga banyak memiliki government bond dari pemerintah placement-placement surat berharga dan ini biasanya harganya akan mengikuti suku bunga yang baru,” jelasnya.
Lebih lanjut, sehingga kenaikan suku bunga ini akan menjadi perekembangan positif untuk income di BCA.
“Terlepas dari pinjaman tetapi untuk penempatan secondary reserve kita dalam hal ini government bond itu kita lihat bahwa tren government bond sudah mulai meningkat dari segi yield,” ungkapnya. (*) Irawati
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More
Jakarta - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengisyaratkan rencana untuk mengakhiri konflik yang berlangsung… Read More
Jakarta – PT Asuransi Allianz Utama Indonesia (Allianz Utama) mencatatkan pertumbuhan positif untuk Growth Written Premium atau GWP… Read More
Jakarta - PT PLN (Persero) memastikan keandalan pasokan listrik menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru… Read More
Jakarta– KB Bank mulai mencetak kinerja positif dengan perbaikan kualitas aset dan ekspansi portofolio kredit… Read More
Jakarta - Direktur Utama (Dirut) Bank Mandiri Darmawan Junaidi menilai, Indonesia memiliki kemampuan untuk mengurangi… Read More