Perbankan

Bos BCA Ramal The Fed Belum Akan Turunkan Suku Bunga, Ini Alasannya

Jakarta – PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) melihat bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) diperkirakan belum akan menurunkan suku bunga The Fed atau Fed Fund Rate (FFR) dalam waktu dekat.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Presiden Direktur BBCA, Jahja Setiaatmadja dalam Konferensi Pers secara virtual di Jakarta, 22 April 2024.

“Kalau dilihat higher for longer saya percaya bahwa paling tidak tahun ini tidak dalam waktu singkat Mei atau Juni tidak akan lah mereka akan menurunkan suku bunga ya,” ucap Jahja.

Jahja menambahkan, The Fed sebelumnya telah merencanakan penurunan suku bunga sejak Mei karena didukung oleh ekonomi AS yang baik, dengan tingkat unemployment atau pengangguran yang terkendali. Hanya saja, inflasi AS masih belum tercapai pada target dua persen.

Baca juga: BCA Bukukan Laba Bersih Rp12,9 Triliun di Kuartal I-2024, Tumbuh 11,7 Persen

“Jadi mereka mungkin tahun ini pun akan menunggu apakah Desember atau bahkan bisa lebih ekstrem tahun depan baru mulai menurunkan suku bunga. Itu pun akan melihat kondisi selama waktu yang akan kita lampaui tadi, apakah kira kira Fed cukup yakin apa engga,” imbuhnya.

Di sisi lain, penurunan suku bunga The Fed juga masih akan tertekan oleh jatuh tempo Treasury AS pada tahun ini yang membutuhkan sekitar USD7-9 triliun.

“Kalau bunga atau kupon yang ditawarkan nggga terlalu menarik bisa jadi pertanyaan juga siapa yang akan membeli treasury yields ini, juga salah satu dilema yang akan dihadapi oleh Amerika,” imbuhnya.

Baca juga: Bos OJK Ramal Suku Bunga The Fed Turun di Semester II 2024

Dengan keadaan tersebut, menurutnya higher for longer di tahun ini memiliki peluang yang lebih besar untuk terjadi, di mana penurunan suku bunga The Fed masih akan belum dilakukan dan dampaknya negara lain juga akan mempertimbangkan untuk menurunkan suku bunga.

“Artinya untuk pengurangan bunga di negara lain juga akan berat juga kalo The Fed juga belum menurunkan suku bunga karena itukan akan berisiko, kalo US tetap tidak turun, negara lain turun suku bunga akan memperlemah tensinya kecuali startegi dagang mereka agar exportnya lebih besar,” ujar Jahja. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Mau ke Karawang Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Tarif dan Cara Pesannya di Sini!

Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More

5 hours ago

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

7 hours ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

7 hours ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

10 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

15 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

16 hours ago