Jakarta – Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan, perbankan harus terus selektif melaksanakan program restrukturisasi kredit dampak covid-19.
Menurutnya, restrukturisasi kredit menuntut pihak perbankan untuk mendalami kondisi keuangan nasabah yang lebih personal.
“Padahal sebagai perbankan, internal kami terpaksa mendalami satu per satu keadaan nasabah,” kata Jahja dalam diskusi dengan media di Jakarta, Rabu 10 Juni 2020.
Ia mengungkapkan, perbankan harus jeli dan paham mengenai permasalahan dari setiap debitur, apakah mereka terkendala likuditas serta mampukah mereka dapat bertahan dikemudian hari pasca pandemi.
Ia juga menekankan pada jajarannya untuk memperhatikan pencadangan ditengah proses restrukturisasi. Sebab hal tersebut dapat saja mempengaruhi NPL. “Pencadangan kami tetap kami buat normal tapi untuk NPLnya, tak kami buat NPL. Kita tak berani tak mencadangkan sama sekali,” tambah Jahja.
Tercatat hingga pertengahan Mei 2020, BCA sedang memproses restrukturisasi kredit sekitar Rp65 triliun hingga Rp82,6 triliun. Angka tersebut setara dengan 10% hingga 14% dari keseluruhan portofolio kredit hingga kuartal I-2020 yang mencapai Rp612,2 triliun. (*)
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More
Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More
Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More
Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More