News Update

Bos BCA Khawatir Pegawai Bank Pindah ke Fintech

Jakarta – Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja memandang kompetensi pekerja dalam sistem pembayaran sangat dibutuhkan untuk industri perbankan. Apalagi pada era persaingan industri saat ini, kompetensi tersebut menjadi salah satu keahlian yang harus dimiliki.

Jahja menjelaskan, kebutuhan Teknologi Informasi (TI) setiap perbankan memang berbeda-beda, terlebih dalam meningkatkan kompetensi karyawannya. Dirinya bahkan mengatakan, bila bank tidak bisa mendevelopment atau mengembangkan SDMnya maka banyak pekerja bank lari ke fintech.

“Kalau bicara perbankan dari IT persiapan
requirement kan beda-beda dapur IT penting tapi balik ke fokus bank masing-masing. Masalahnya kalau dulu persaingan hanya antar bank, sekarang ada fintech, cukup bermasalah kalau tidak bisa mendevelopment sendiri SDM berkualitas nanti larinya ke fintek,” kata Jahja di Jakarta, Senin 9 Marer 2020.

Jahja menambahkan, dari sisi pengembangan TI, BCA telah menganggarkan senilai Rp5 triliun pada tahun 2020. Hal tersebut seiring dengan perkembangan teknologi di industri jasa keuangan. Jahja menilai, persiapan anggaran tersebut juga harus dibarengi oleh pengembangan kompetensi pekerja.

Di sisi lain, dirinya juga mendukung Bank Indonesia (BI) serta Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) dalam melakukan standarisasi kompetensi di bidang Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah (SPPUR).

Sebagai informasi, BI dan Kemenaker akan menerapkan standarisasi Kompetensi di Bidang SPPUR. Kerja sama tersebut menyepakati tiga langkah penguatan. Di mana langkah pertama, yaitu pengembangan standardisasi kompetensi di bidang SPPUR.

Sementara langkah kedua, percepatan pembentukan kelembagaan pelatihan kerja dan sertifikasi profesi di bidang SPPUR serta pengembangan perangkat pelatihan kerja dan sertifikasi kompetensi, antara lain tenaga pelatih dan asesor, serta skema sertifikasi.

Dan langkah ketiga, akan melaksanakan pengakuan kesetaraan (mutual recognition arrangement) sertifikasi kompetensi SPPUR dengan sertifikasi profesi sejenis yang ditebitkan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. (*)

Editor: Rezkiana Np

Suheriadi

Recent Posts

Keuangan Berkelanjutan: Antara Regulasi dan Realita di Indonesia

Oleh Anna Sardiana, Akademisi - Dosen Indonesia Banking School Jakarta DALAM satu dekade terakhir, keuangan… Read More

2 hours ago

Kredit Tumbuh Kuat-DPK Meningkat, Fungsi Intermediasi Bank Mandiri Solid di Akhir Tahun

Poin Penting Kredit Bank Mandiri naik 13,1% menjadi Rp1.452 triliun. DPK tumbuh 15,9% dengan aset… Read More

14 hours ago

Pasar Domestik Lesu, Emiten STRK Agresif Ekspansi ke Pasar Ekspor

Poin Penting STRK agresif ekspansi ke pasar ekspor di tengah lesunya pasar domestik. Capex Rp10… Read More

16 hours ago

Pelemahan IHSG Pekan Ini, Didorong 5 Saham Berikut

Poin Penting IHSG melemah 0,83% pada pekan 22–24 Desember 2025 ke level 8.537,91, seiring turunnya… Read More

18 hours ago

IHSG Pekan Ini Melemah 0,83 Persen, Kapitalisasi Pasar Jadi Rp15.603 Triliun

Poin Penting IHSG melemah 0,83% pada pekan 22–24 Desember 2025 dan ditutup di level 8.537,91.… Read More

18 hours ago

Lovina Beach Brewery (SRTK) dan Coco Bali Bawa Minuman Lokal Bali Ekspansi ke Pasar Global

Poin Penting STRK menggandeng Coco Bali Pte Ltd untuk memperkuat ekspansi global melalui peluncuran tiga… Read More

1 day ago