Perbankan

BOII Targetkan Laba 2025 Naik Dua Kali Lipat di Tengah Kenaikan PPN 12 Persen

Jakarta – Pemerintah resmi menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen. Hal ini disinyalir akan memengaruhi konsumen, dan nantinya akan berimbas terhadap kinerja korporasi.

Hal ini diakui oleh Jayaprakash Bharathan, Direktur Utama PT Bank Of India Indonesia Tbk (BOII). Menurutnya, PPN 12 persen akan lebih banyak memengaruhi nasabah. Jayaprakash melihat, besar kemungkinan nasabah yang terpengaruh karena kebijakan ini akan meminta kompensasi kepada bank dalam berbagai bentuk.

“Nasabah akan merasakan beban dari PPN 12 persen. Mereka kemungkinan akan meminta kompensasi kepada bank, misalnya mengurangi suku bunga,” ujar Jayaprakash di Jakarta, Jumat, 27 Desember 2024.

BOII memastikan kalau pihaknya akan melihat latar belakang nasabah, dan mengusahakan agar beban mereka lebih ringan, imbas dari kebijakan ini.

Jayaprakash mencontohkan, BOII bisa mengurangi suku bunga kredit untuk nasabah, supaya tidak merasa terbebani.

Dan di tengah kebijakan PPN 12 persen, Jayaprakash optimis melihat BOII untuk mencapai pertumbuhan laba bersih hingga 100 persen pada akhir 2025.

“Tahun 2025 diharapkan akan menjadi tahun yang lebih baik untuk kami. Untuk itu, kami berharap bisa mendapat laba bersih yang lebih banyak dari tahun ini, mungkin 2 kali lipat (100 persen) dari 2024 ini,” tutur Jayaprakash.

Baca juga: Tumbuh 80,31 Persen, Laba Bersih BOII Tembus Rp70,68 Miliar per November 2024
Baca juga: Kredit Tumbuh di Atas Industri, BCA Raup Laba Rp50,47 Triliun Jelang Tutup 2024

Sementara, dari sisi penyaluran kredit, Jayaprakash menargetkan pertumbuhan di angka 15 persen. Salah satu rencananya adalah mulai menyalurkan kredit di sektor retail. BOII sendiri lebih banyak menyalurkan kredit ke korporasi atau usaha kecil menengah (UKM), dengan rasio 60-40.

“Tahun depan, kami akan membuat loan origination system (LOS). Jika itu sudah selesai, maka kami bisa lebih banyak menyalurkan kredit ke sektor retail,” ungkapnya.

Selain itu, BOII juga akan melakukan channeling dengan pihak lain, guna memperluas akses kredit. Mereka juga hendak meningkatkan kualitas aplikasi mobile banking untuk menggaet lebih banyak nasabah.

Sebagai informasi, per November 2024, laba bersih BOII berhasil menyentuh Rp70,68 miliar, tumbuh 80,31 persen secara year on year (yoy) dari tahun sebelumnya.

Sementara, masing-masing dari kredit dan dana pihak ketiga (DPK) menyentuh angka Rp3,96 triliun dan Rp3,00 triliun, tumbuh 6,98 persen (yoy) dan 7,81 persen (yoy). (*) Mohammad Adrianto Sukarso

Galih Pratama

Recent Posts

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

2 hours ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

3 hours ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

3 hours ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

22 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

23 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

23 hours ago