Poin Penting
Jakarta – PT Bank of India Indonesia (BOII), mengalami penurunan laba bersih 53,38 persen secara tahunan (yoy) dari Rp70,77 miliar di November 2024 menjadi Rp32,95 miliar pada November 2025.
Rahmat Hendratama, Direktur Keuangan BOII, membeberkan beberapa faktor yang membuat laba perusahaan terkoreksi. Salah satunya tekanan datang dari rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) yang cukup tinggi.
“Karena kami masih banyak kredit yang masih bermasalah, kami secara konservatif meningkatkan provisi kita di tahun 2025, dari Rp93miliar menjadi Rp152,8 miliar atau meningkat sekitar 39 persen,” katanya dalam Public Expose BOII, Rabu, 17 Desember 2025.
Menurutnya, NPL gross pada November 2025 masih di kisaran 6,12 persen. Sementara, NPL net sebesar 4,94 persen. Akibatnya, laba operasional bank mengalami kontraksi yang cukup dalam mencapai 52,20 persen (yoy) menjadi Rp44,16 miliar. Sejurus dengan itu, laba bersih perseroan ikut tertekan.
Baca juga: BTN Catatkan Laba Bersih Rp2,91 Triliun per November 2025
Dari sisi intermediasi, BOII mencatat pertumbuhan kredit sebesar 5,53 persen (yoy) menjadi Rp4,18 triliun di November 2025.
“Pertumbuhan kredit perbankan di saat ini juga berkurang dari kira-kira 12 persen di tahun lalu, menjadi sekitar 7 persen. Hal ini berdampak kepada bank kami, yang mana demand dari kredit menurun dan utilisasi dari kredit di bank kami juga sangat rendah,” bebernya.
Pun demikian dengan dana pihak ketiga (DPK) perseroan terkerek naik 13,38 persen (yoy) dari Rp3,00 triliun di November 2024 menjadi Rp3,40 triliun per November 2025.
Pertumbuhan kredit dan DPK tersebut mendorong aset perseroan menjadi Rp6,94 triliun per November 2025, atau naik 6,41 persen (yoy).
Sementara dari rasio keuangan lainnya, Capital Adequacy Ratio (CAR) berada di angka 88,68 persen. Adapun Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) masing-masing sebesar 0,71 persen dan 1,07 persen.
Sedangkan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) menyentuh 91,01 persen. Sementara, Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 122,98 persen dan Net Interest Margin (NIM) berada di kisaran 4,30 persen.
Ke depan, BOII berkomitmen untuk terus tumbuh dan berekspansi secara berkelanjutan. Beberapa aspek yang akan menjadi perhatian khusus meliputi pengembangan sumber daya manusia (SDM), perbaikan rasio keuangan seperti NPL dan CASA, serta pemantauan risiko.
Di kesempatan yang sama, Carolina Dina Rusdiana, Direktur Operasional BOII, menyatakan komitmen perusahaan untuk mendukung dan sejalan dengan program-program pemerintah.
“Apapun kebijakan yang akan dilakukan dan diputuskan oleh pemerintah, kami yakin kami bisa selaras dengan kebijakan yang pemerintah akan dilakukan. Kami berharap ekonomi akan baik, stabil, dan kami akan mengikuti arah perkembangan ekonomi di negara ini,” katanya.
Baca juga: Laba Bank Neo Commerce Terbang 7.300 Persen Jadi Rp517,20 Miliar di Oktober 2025
Sejauh ini, BOII melihat kalau program-program yang dijalankan pemerintah berjalan dengan baik. Dina memuji kinerja Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang agresif untuk mendorong perekonomian.
Melihat kinerja pemerintah Indonesia di tahun 2025, ia optimis kalau perusahaan akan tumbuh dengan baik pada 2026 mendatang.
“Kami tetap optimis. Dengan berbagai macam gejolak, force majeur, kemarin ada bencana, kami pemerintah cepat dalam menyelesaikan semua masalah. Sehingga, tahun 2026, kami juga optimis kita juga mempunyai target-target kinerja yang meningkat. Kami harus tetap meningkatkan kinerja dengan maksimal,” tukasnya. (*) Mohammad Adrianto Sukarso
Poin Penting CIMB Niaga salurkan Green Financing USD18,5 juta kepada IKPT melalui skema syariah (sharia-green… Read More
Poin Penting BNI memperluas adopsi AI skala enterprise melalui kerja sama lanjutan dengan Cloudera Implementasi… Read More
Poin Penting Kemenkeu belum akan menambah penempatan dana pemerintah ke perbankan hingga akhir 2025 karena… Read More
Poin Penting Realisasi anggaran MBG mencapai Rp52,9 triliun hingga 15 Desember 2025, setara 74,6 persen… Read More
Poin Penting Belanja pemerintah pusat hingga November 2025 mencapai Rp2.116,2 triliun dari outlook APBN Rp2.663,4… Read More
Serang – Penghujung tahun 2025 membawa anugerah yang luar biasa bagi PT Bank Pembangunan Daerah… Read More