News Update

Boediono: Buku Terbaru Sigit Pramono Bisa Jadi Rujukan Perbankan Bertransformasi

Jakarta – Mantan Wakil Presiden Indonesia sekaligus Gubernur Bank Indonesia periode 2008–2010, Boediono, memberikan apresiasi atas peluncuran buku terbaru bankir senior Sigit Pramono, berjudul “Transformasi dan Ruwat-Cita”.

Menurutnya, buku tersebut berharga karena berangkat dari pengalaman konkret, bukan sekadar teori. Boediono menilai, buku itu relevan bagi para pengajar maupun praktisi yang terlibat dalam transformasi institusi.

“Saya dengan senang hati ikut merayakan peluncuran ini, karena buku itu nantinya akan banyak gunanya, baik bagi pengajar, tapi juga bagi mereka yang melaksanakan transformasi atau penataan suatu institusi,” katanya dalam rangkaian Economic Mastery Forum 2025: Unlock Opportunities in Global Economic Changes yang digelar Infobank Media Group di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Jumat, 29 Agustus 2025.

Baca juga: Sigit Pramono Luncurkan Buku “Transformasi dan Ruwat-Citra” di Economic Mastery Forum 2025

Boediono menyebut, pengalaman penulis di masa restrukturisasi perbankan Indonesia bisa menjadi pelajaran penting bagi generasi sekarang. Salah satunya yang terjadi pada krisis keuangan 1998 yang menghantam sektor perbankan nasional.

Saat itu, banyak bank kolaps sehingga negara harus turun tangan dengan biaya yang sangat besar untuk menyelamatkan sistem keuangan. Terlebih, jika mengingat Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia anjlok hingga minus 13 persen pada 1998.

Bahkan, dana untuk penyelamatan perbankan kala itu tidak bisa digunakan untuk sektor lain seperti pendidikan, kesehatan, maupun infrastruktur.

“Akan sangat baik kalau kita semua berusaha untuk menjaga, jangan sampai sistem perbankan kita itu kembali mengalami situasi seperti waktu itu. Itu sangat melelahkan, sangat besar biayanya dan akhirnya yang menanggung beban memang ya rakyat kita,” kenangnya.

Namun, pengalaman pahit itu menjadi modal berharga. Saat krisis global 2008, Indonesia mampu melewati guncangan dengan lebih baik karena sistem perbankan sudah lebih kuat dan pemerintah lebih siap.

Baca juga: Agus Martowardojo Ungkap Peran Kunci Sigit Pramono dalam Penyelamatan Bank Mandiri 1998

Meski demikian, Boediono mengingatkan bahwa krisis keuangan bisa datang kembali kapan saja. Karena itu, menurutnya, generasi muda di sektor keuangan harus belajar dari pengalaman yang dituangkan Sigit dalam bukunya.

“Saya kira, Pak Sigit memberikan pada kita pengalaman beliau. Terutama bagi rekan-rekan, pimpinan di bidang keuangan, perbankan yang lebih muda, yang sedang memegang amanah. Ini adalah suatu wisdom yang perlu kita baca dan kita maknai pada waktu-waktu ini,” jelasnya. (*) Mohammad Adrianto Sukarso

Galih Pratama

Recent Posts

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

1 hour ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

1 hour ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

4 hours ago

Dukung Pemulihan, BTN Salurkan Bantuan Rp13,17 Miliar untuk Korban Bencana Sumatra

Poin Penting BTN telah menyalurkan total bantuan Rp13,17 miliar melalui Program TJSL untuk korban bencana… Read More

6 hours ago

Obligasi Hijau, Langkah Pollux Hotels Menembus Pembiayaan Berkelanjutan

Poin Penting Pollux Hotels Group menerbitkan obligasi berkelanjutan perdana dengan penjaminan penuh dan tanpa syarat… Read More

20 hours ago

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

1 day ago