Gedung PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI. (Foto: Istimewa)
Jakarta – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) berencana melakukan buyback atau pembelian kembali saham senilai Rp905 miliar, setara dengan 10 persen dari total modal disetor.
Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, mengungkapkan bahwa meski kinerja BNI sepanjang sepuluh bulan pertama 2024 menunjukkan pertumbuhan positif secara tahunan (year-on-year/yoy), saham perseroan mengalami tekanan signifikan pada akhir tahun.
Tekanan tersebut utamanya dipicu oleh sentimen negatif pasca hasil pemilu di Amerika Serikat (AS) pada November 2024, yang turut memengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
“Tekanan pada saham BBNI juga mulai terasa sebagai dampak concern investor atas kondisi ketidakstabilan geopolitik dan kondisi makro ekonomi Indonesia seputar kondisi likuiditas dan pelemahan kurs,” terang Okki dalam keterbukaan informasi, dikutip, Kamis, 6 Februari 2025.
Baca juga: BNI Kucurkan Pembiayaan Rp60 Triliun ke Sektor Hilirisasi
Per 14 Januari 2025, saham BBNI ditutup pada harga Rp4.130, melemah 21,7 persen secara yoy. Okki menyoroti bahwa penurunan ini kontras dengan rata-rata pertumbuhan saham BBNI sepanjang 2024 yang meningkat 11,1 persen yoy.
Okki pun membeberkan sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan bursa, seperti sinyal dari The Fed mengenai pemangkasan suku bunga yang diperkirakan hanya 25-50 basis poin (bps) di 2025, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya sebesar 100-125 bps.
Sehingga potensi higher for longer kembali muncul. Kemudian, depresiasi rupiah terhadap dolar AS, likuiditas yang berfluktuasi, dan dinamika geopolitik yang masih tinggi.
Okki menegaskan bahwa aksi buyback ini bertujuan untuk mengurangi tekanan jual di pasar saat IHSG berfluktuasi.
“Buyback dimaksudkan untuk membantu mengurangi tekanan jual di pasar saat indeks harga saham sedang berfluktuasi, sekaligus memberi indikasi kepada investor bahwa perusahaan memandang harga saham saat ini tidak mencerminkan fundamental perusahaan,” tandas Okki.
Baca juga: BNI Raup Laba Bersih Rp21,5 Triliun Sepanjang 2024, Tumbuh 2,7 Persen
Adapun, rencana buyback ini akan dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BNI yang dijadwalkan pada 13 Maret 2025. Jika disetujui, periode pelaksanaan buyback akan berlangsung selama maksimal 12 bulan sejak persetujuan diberikan. (*)
Editor: Yulian Saputra
Poin Penting IHSG menguat 1,46 persen ke 8.632,76, mendorong kapitalisasi pasar BEI naik 1,39 persen… Read More
Poin Penting OJK dan Polda Kalimantan Utara menuntaskan penyidikan dugaan tindak pidana perbankan di Bank… Read More
Poin Penting IHSG naik 1,46 persen ke level 8.632,76, diikuti kenaikan kapitalisasi pasar 1,39 persen… Read More
Poin Penting NII BTN melonjak 44,49 persen yoy menjadi Rp12,61 triliun pada kuartal III 2025,… Read More
Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More
Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More