Categories: Perbankan

BNI Raup Laba Rp6 Triliun

Jakarta– PT Bank Negara Indonesia, Tbk (BNI) mencatat laba bersih hingga September Rp6 triliun. Angka itu turun 21,2% dibanding September tahun lalu yang tercatat Rp7,61 triliun. Sementara sepanjang kuartal tiga saja BNI berhasil mencatat laba sebesar Rp. 3,57 triliun. Meski turun dibanding tahun lalu, Perseroan mengklaim pertumbuhan laba itu sudah kembali normal ketimbang kuartal sebelumnya. Pasalnya, sejak Kuartal II 2015 lalu, BNI melipatgandakan penyisihan pencadangan (provisi) hingga tercapai coverage ratio 138,8%.

Pada Kuartal III 2015 ini, penyisihan pencadangan mencapai Rp 6,40 triliun atau naik hingga 93,6% dibanding periode yang sama tahun 2014 yang sebesar Rp 3,31 triliun (YoY). Dengan tambahan provisi ini, coverage ratio BNI per Kuartal III 2015 mencapai 139,6% atau level tertinggi yang pernah dicapai BNI.‬

“Pada akhir kuartal III 2015 ini, Manajemen BNI tetap fokus dalam memperkuat fundamental keuangan menghadapi gejolak ekonomi yang tidak menentu,” kata Direktur Keuangan BNI Rico Rizal Budidarmo di Gedung BNI, Kamis 15 Oktober 2015

Rico mengatakan, penguatan fundamental keuangan dengan meningkatkan penyisihan pencadangan ini berpengaruh pada laba bersih BNI di Kuartal II-2015 lalu turun, namun pada Kuartal III-2015, laba bersih BNI kembali normal, selama 3 bulan di Kuartal III-2015, BNI berhasil mencatat laba sebesar Rp. 3,57 triliun atau sekitar Rp 1,19 triliun per bulan, sehingga laba bersih BNI sampai dengan 30 September 2015 mencapai Rp 6 triliun.‬

Perolehan laba tersebut berasal dari pertumbuhan penyaluran kredit dan dana yang dicapai merupakan salah satu indikasi berputarnya mesin bisnis BNI. Selain itu BNI juga dapat menjaga posisi net interest margin (NIM) yang naik dari 6,1% di Kuartal III-2014 menjadi 6,5% pada Kuartal III-2015. Hasilnya, dari sisi pendapatan, total pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) hingga Kuartal III 2015 ini mencapai Rp 18,70 triliun atau naik 14,1% dibanding NII pada Kuartal III 2014 yang hanya sebesar Rp 16,40 triliun. Tidak hanya dari pendapatan bunga, sumber pendapatan lain, yaitu fee income, baik reccuring fee maupun non-recurring fee juga mengalami kenaikan, antara lain dari bisnis bancassurance, jasa pembayaran tagihan (bill payment) dan transaksi ATM.‬


Dari sisi rasio permodalan, Capital Adequacy Ratio (CAR) BNI hingga Kuartal III 2015 meningkat dari 16,2% menjadi 17,4%.‬(*) Ria Martati

Apriyani

Recent Posts

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editor’s Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

31 mins ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

1 hour ago

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI, Bukti Peran Strategis dalam Stabilitas Ekonomi RI

Poin Penting Bank Mandiri raih 5 penghargaan BI 2025 atas kontribusi di makroprudensial, kebijakan moneter,… Read More

1 hour ago

Segini Kekayaan Menhut Raja Juli Antoni yang Diminta Mundur Anggota DPR

Poin Penting Menhut Raja Juli Antoni dikritik keras terkait banjir dan longsor di Sumatra, hingga… Read More

2 hours ago

DJP Tunjuk Roblox dan 4 Perusahaan Digital Jadi Pemungut PPN, Ini Rinciannya

Poin Penting Roblox resmi ditunjuk DJP sebagai pemungut PPN PMSE, bersama empat perusahaan digital lainnya.… Read More

2 hours ago

ASII Gairahkan Pasar Otomotif Nasional Lewat Astra Auto Fest 2025

Poin Penting ASII membuka Astra Auto Fest 2025 di BSD sebagai upaya mendorong pasar otomotif… Read More

2 hours ago