Perbankan

BNI Masih Buka Peluang Ekspansi Cabang di Luar Negeri

Poin Penting

  • BNI belum berencana membuka cabang luar negeri baru tahun ini dan akan fokus mengoptimalkan delapan cabang yang sudah beroperasi di negara-negara potensial.
  • Delapan KCLN BNI saat ini berada di Singapura, Hong Kong, Jepang (Tokyo dan Osaka), AS, Korea Selatan, Inggris, Belanda, dan Australia.
  • BNI rutin edukasi Pekerja Migran Indonesia (PMI) terkait literasi keuangan dan keamanan data untuk mencegah penipuan digital dan investasi bodong.

Jakarta – PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) masih membuka peluang untuk menambah Kantor Cabang Luar Negeri (KCLN) di masa mendatang, terutama di negara-negara yang dinilai memiliki potensi bisnis besar.

Direktur Operations BNI, Ronny Venir, menyampaikan bahwa untuk tahun ini, perseroan belum berencana membuka cabang baru di luar negeri. Menurutnya, BNI akan lebih dulu fokus mengelola dan mengoptimalkan potensi dari delapan kantor cabang luar negeri yang sudah beroperasi.

Saat ini, BNI memiliki KCLN di delapan lokasi strategis, yakni Singapura, Hong Kong, Tokyo dan Osaka (Jepang), New York (Amerika Serikat), Seoul (Korea Selatan), London (Inggris), Amsterdam (Belanda), dan Sydney (Australia).

“Jadi saya pikir untuk sementara cukup itu dulu. Nanti kita optimalkan. Kita nanti melihat kira-kira ada negara mana lagi yang misalkan potensial untuk kita buka cabang di situ,” ujar Ronny saat ditemui di Jakarta, Senin, 10 November 2025.

Baca juga: Jaga Pertumbuhan Kinerja, BNI Perkuat Fundamental dengan Digitalisasi dan Efisiensi

“Tapi pelan-pelan, saya rasa untuk tahun ini tidak ada buka cabang baru lagi. Mungkin nanti next, mungkin kalau ada potensi yang lebih bagus kita akan coba buka,” imbuhnya.

Perkuat Layanan bagi PMI

Selain fokus pada penguatan jaringan cabang luar negeri, BNI juga terus melakukan sosialisasi dan edukasi keuangan bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di negara tempat cabang BNI beroperasi.

Upaya ini bertujuan untuk mendorong PMI menggunakan layanan BNI sekaligus meningkatkan literasi keuangan mereka.

Baca juga: 70 Persen Gaji Masih Konsumtif, Menteri P2MI-OJK Dorong PMI Mulai Berinvestasi
Baca juga: OJK Ingatkan PMI: Jangan Pinjamkan Identitas, Meski yang Minta Ganteng atau Cantik

Ronny menjelaskan, masih banyak PMI yang menjadi korban penipuan atau investasi bodong akibat kurangnya pemahaman terkait keamanan data pribadi.

“Makanya kami berikan edukasi supaya mereka tidak memberikan OTP, harus mengganti password secara rutin. Harus aksesnya di device-nya juga tidak ada single entry,” katanya lagi.

“Harus mungkin ada fingerprint, ada face recognition dan segala macam. Itu semua untuk keamanan data mereka supaya tidak gampang discam oleh PMI lain,” pungkasnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Irawati

Recent Posts

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

9 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

10 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

11 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

12 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

21 hours ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

22 hours ago