News Update

BNI Bukukan Laba Rp4,46 Triliun di Semester I-2020

Jakarta – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mampu melewati paruh pertama tahun 2020, yang penuh tantangan akibat Pandemi Covid–19, dengan perlambatan ekonomi Indonesia dan global secara bersamaan.

Direktur Layanan dan Jaringan BNI Adi Sulistyowati mengungkapkan, dari sisi pertumbuhan pendapatan bunga bersih atau Net Interest Income mencapai 1,0% yoy sementara pendapatan nonbunga, BNI mencatat pertumbuhan sebesar 3,2% yoy, sehingga sampai dengan semester I-2020 BNI membukukan laba bersih atau net profit sebesar Rp4,46 triliun.

“Dengan capaian yang cukup baik dan melampaui perkiraan sebelumnya. Berbagai indikator kinerja masih menunjukkan pertumbuhan,” kata Adi melalui video conference di Jakarta, Selasa 18 Agustus 2020.

Adi menambahkan, pihaknya terus melakukan langkah-langkah disiplin biaya dengan melakukan efisiensi pemakaian beban operasional, dimana pertumbuhannya dapat ditekan hingga -0,3% yoy. “Penghematan tersebut kami lakukan terutama dengan mengendalikan biaya-biaya variable yang disebabkan adanya penyesuaian operasional dan proses bisnis pada masa pandemi,” tambahnya.

Sementara itu, untuk total aset BNI tercatat tumbuh 4,4% year on year (yoy) dari Rp843,21 triliun pada Semester-I Tahun 2019 menjadi Rp 880,12 triliun. Menurut Adi, laju Pertumbuhan aset di Semester pertama ini relatif sama dengan tahun 2019, yang tumbuh sebesar 4,6% yoy.

“Pertumbuhan ini dilakukan sejalan dengan strategi BNI yang sangat selektif dalam melakukan ekspansi ditengah pandemi Covid–19 yang sudah mulai mewabah sejak awal tahun 2020,” ucapnya.

Dirinya menambahkan, pertumbuhan aset tersebut terutama ditopang oleh dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh baik sebesar 11,3% yoy, dari Rp595,07 triliun pada paruh pertama tahun 2019 menjadi Rp662,38 triliun pada paruh pertama 2020. Pertumbuhan DPK tersebut lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan DPK di industri per Juni 2020 yang tumbuh 7,9% yoy.

Adi menyebut, upaya menghimpun DPK dilakukan dengan menjadikan dana murah (CASA) sebagai prioritas utama, yang kami maksudkan untuk memperbaiki cost of fund kedepan. Sampai dengan semester pertama 2020, cost of fund menjadi 2,9% membaik 30 basis point (bps) dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar 3,2%.

Membaiknya cost of fund ini mendorong penurunan beban bunga di Semester-I 2020 sebesar -5,6% yoy, sehingga di tengah kondisi bisnis yang menantang akibat pandemi ini, BNI dapat menjaga NIM di level 4,5%. (*)

Editor: Rezkiana Np

Suheriadi

Recent Posts

Pengendali Saham KB Bank Biayai Operasi Jantung 10 Anak RI di Korea

Jakarta - KB Kookmin Bank, pemegang saham pengendali KB Bank, memberikan bantuan medis berupa biaya… Read More

3 mins ago

Efek Trump Bikin Dolar Menguat, Pemerintah Diminta Segera Revisi Kebijakan DHE SDA

Jakarta – Dolar Amerika Serikat (USD) mengalami penguatan setelah Donald Trump memenangkan Pemilihan Umum (Pemilu) AS 2024.… Read More

44 mins ago

Menkop Budi Arie Ungkap 12 Prioritas dalam Mendukung Asta Cita Presiden Prabowo

Jakarta - Menteri Koperasi (MenKop) Budi Arie Setiadi memaparkan 12 program prioritas koperasi yang akan dilaksanakan… Read More

55 mins ago

Trump Comeback! Begini Dampaknya ke Ekonomi Indonesia

Jakarta – Donald Trump berhasil mengalahkan Kamala Harris dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS).… Read More

1 hour ago

Efek Kemenangan Trump, Harga Minyak Mulai Bergerak Naik ke Level USD75,57 per Barel

Jakarta – Harga minyak dunia mulai merangkak naik pada Kamis (7/11) menyusul efek kemenangan Donald… Read More

2 hours ago

Pendapatan Venteny (VTNY) Melonjak 86 Persen di Kuartal III 2024, Inilah Pendorongnya

Jakarta - PT VENTENY Fortuna International Tbk (VTNY) berhasil membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp186 miliar… Read More

2 hours ago