Perbankan

BNI Bukukan Laba Rp16,92 Triliun pada Oktober 2025

Poin Penting

  • Laba BNI terkoreksi 6,34 persen menjadi Rp16,92 triliun per Oktober 2025, terutama akibat penurunan tipis pendapatan bunga bersih sebesar 0,95 persen yoy.
  • Intermediasi tumbuh kuat, dengan kredit menembus Rp759,20 triliun atau naik 9,26 persen yoy—lebih tinggi dari rata-rata industri 7,36 persen yoy.
  • Funding dan aset melonjak, DPK naik 20,79 persen menjadi Rp911,41 triliun (CASA tumbuh 17 persen dan mencapai rasio 68,42 persen).

Jakarta – PT Bank Negara Indonesia (Tbk) atau BNI membukukan laba Rp16,92 triliun (bank only) hingga Oktober 2025. Capaian ini terkoreksi 6,34 persen dari periode yang sama di tahun lalu yang sebesar Rp18,07 triliun.

Mengutip laporan keuangan perseroan, 2 Desember 2025, penurunan laba bank yang dipimpin Putrama Wahju Setyawan sebagai BNI 1 ini, salah satunya disebabkan terkontraksinya pendapatan bunga bersih. Per Oktober 2025, pendapatan bunga bersih BNI turun tipis 0,95 persen dari Rp32,25 triliun di Oktober 2024 menjadi Rp31,94 triliun pada Oktober 2025.

Meski demikian, kinerja intermediasi bank pelat merah ini boleh dibilang moncer. Buktinya, realisasi kredit BNI hingga Oktober 2025 mencapai Rp759,20 triliun atau tumbuh 9,26 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Baca juga: OJK Restui Munadi Herlambang Jadi Direktur Human Capital & Compliance BNI

Pertumbuhan kredit BNI tersebut melampaui rata-rata industri perbankan nasional yang berada di level 7,36 persen yoy per Oktober 2025, menurut data Bank Indonesia.

Pun demikian dari sisi funding. Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI melesat 20,79 persen dari Rp754,48 triliun di Oktober 2024 menjadi Rp911,41 triliun pada Oktober 2025. Jika dirinci, kenaikan DPK tersebut didorong oleh pertumbuhan giro yang naik 22,84 persen menjadi Rp356,95 triliun.

Kemudian, pada pos tabungan juga naik 10,88 persen dari Rp240,49 triliun (Oktober 2024) menjadi Rp266,66 triliun (Oktober 2025) dan deposito tumbuh 29,91 persen menjadi Rp287,79 triliun di Oktober 2025.

Baca juga: BNI Xpora Dorong UMKM Gorontalo Naik Kelas dan Tembus Pasar Ekspor

Adapun porsi dana murah atau Current Account Savings Account (CASA) juga ikut terkerek 17,00 persen dari Rp532,97 triliun (Oktober 2024) menjadi Rp623,61 triliun (Oktober 2025).

Secara proporsi, rasio dana murah terhadap total DPK perseroan mencapai 68,42 persen. Porsi dana murah ini memperkuat struktur pendanaan dan menekan biaya dana (cost of fund).

Sementara pertumbuhan kredit dan aset tersebut turut mendongkrak total aset perseroan. Menutup Oktober 2025, total aset BNI tembus Rp1.191,92 triliun atau tumbuh 15,75 persen yoy dari tahun sebelumnya di periode yang sama sebesar Rp1.029,67 triliun. (*)

Galih Pratama

Recent Posts

Konsumsi Produk Halal 2026 Diproyeksi Tumbuh 5,88 Persen Jadi USD259,8 Miliar

Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More

28 mins ago

Livin’ Fest 2025 Resmi Hadir di Bali, Bank Mandiri Dorong UMKM dan Industri Kreatif

Poin Penting Livin’ Fest 2025 resmi digelar di Denpasar pada 4-7 Desember 2025, menghadirkan 115… Read More

60 mins ago

Sentimen The Fed Bisa Topang Rupiah, Ini Proyeksi Pergerakannya

Poin Penting Rupiah berpotensi menguat didorong ekspektasi kuat pasar bahwa The Fed akan memangkas suku… Read More

2 hours ago

Kesehatan Keuangan TUGU Lampaui Industri, Ini Buktinya!

Poin Penting RBC dan RKI TUGU melampaui industri, masing-masing di 360,9% dan 272,6%, menunjukkan kesehatan… Read More

2 hours ago

Pembiayaan Syariah 2026 Diproyeksi Melejit, Ekonom BSI Soroti “Alarm” NPF Mikro

Poin Penting Pembiayaan perbankan syariah diproyeksi tumbuh dua digit pada 2025–2026, masing-masing menjadi Rp709,6 triliun… Read More

3 hours ago

IHSG Kembali Dibuka Menghijau pada Posisi 8.663

Poin Penting IHSG dibuka menguat 0,27% ke level 8.663, dengan mayoritas saham berada di zona… Read More

3 hours ago